Perkuat Modal Jadi Alasan Bank Mayapada Batalkan Pembagian Dividen

13 Desember 2018 15:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi indeks saham (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi indeks saham (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) memutuskan untuk membatalkan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Seharusnya, pembayaran dividen interim tersebut dilakukan hari ini, Kamis (13/12).
ADVERTISEMENT
Direktur Kepatuhan Bank Mayapada Rudy Mulyono mengungkapkan, pembatalan tersebut karena perseroan ingin memperkuat struktur permodalan.
"Perseroan memutuskan untuk mengikuti arahan regulator untuk memperkuat struktur permodalan bank," kata Rudy kepada kumparan, Kamis (13/12).
Rudy menjelaskan, perseroan disarankan untuk memperkuat aspek struktur permodalan untuk mendukung target pertumbuhan moderat yang sudah direncanakan ke depan.
"Concern-nya lebih kepada apresiasi regulator terhadap optimisme perseroan dalam merealisasikan rencana bisnis dari tahun ke tahun," ucap dia.
Ilustrasi bursa saham. (Foto: Energepic.com via Pexels (CC0 Public Domain))
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bursa saham. (Foto: Energepic.com via Pexels (CC0 Public Domain))
Kinerja keuangan bank milik taipan Dato Sri Tahir di periode 30 September 2018 ini tidak menggembirakan. Tercatat, laba bersih perseroan turun 7,97 persen menjadi Rp 757,062 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 817,417 miliar.
Penurunan laba bersih dikarenakan adanya penyusutan Net Interest Margin (NIM) dari 4,23 persen menjadi 4,12 persen.
ADVERTISEMENT
Return on Asset (ROA) turun menjadi 1,26 persen secara year on year (yoy) di periode 30 September 2018, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 1,87 persen.
Di sisi lain, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) juga meningkat dari 2,18 persen menjadi 4,5 persen.
Di tahun 2019, perseroan hanya ingin memasang target moderat dengan pertumbuhan rata-rata di angka 20 persen.
"Secara umum pertumbuhan (laba, pendapatan, dan kredit) ditargetkan di atas 15 persen-20 persen," kata dia.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini saham MAYA tidak bergerak alias stagnan di level Rp 6.925 per saham.