Permintaan Bakal Naik 6 Persen per Tahun, Tapi Pasokan Gas RI Hanya 35 TCF

22 September 2022 19:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gas alam di Indonesia. Foto: Mr.PK/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gas alam di Indonesia. Foto: Mr.PK/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komoditas gas dinilai menjadi sumber energi paling tepat untuk dimanfaatkan di tengah transisi energi dari bahan bakar berbasis fosil menjadi Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mengingat pemanfaatan dan implementasi teknologi EBT masih belum optimal dalam menjaga ketahanan dan keandalan energi nasional. Namun, terdapat target pemerintah mencapai net zero emission di tahun 2060.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menyebutkan gas alam dapat menjadi sumber energi di tengah transisi. Sebab, gas bumi relatif lebih bersih karena menghasilkan CO2 yang 50 persen lebih rendah, dengan harga lebih terjangkau.
“Beralih ke gas merupakan quick win dalam mencapai NZE,” katanya pada Plenary Session 3 IPA Convention & Exhibition ke-46, Kamis (22/9).
Meski begitu, Djoko mengungkapkan terjadinya perlambatan pertumbuhan produksi gas menjadi 4 persen setelah 2025.
Di sisi lain, sejalan dengan agenda transisi energi untuk kebutuhan listrik Djoko menyebutkan permintaan domestik justru diproyeksikan meningkat 6,1 persen per tahun hingga 2035.
ADVERTISEMENT
Sekjen DEN, Djoko Siswanto. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Dia memaparkan, cadangan gas alam Indonesia hanya tersisa 35,6 triliun kaki kubik (TCF). Sehingga, para pemangku kepentingan perlu menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan gas alam di tengah transisi energi.
“Indonesia perlu memaksimalkan pengembangan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” ungkap Djoko.
Di samping itu, lanjut dia, pemerintah telah mencanangkan gas sebagai bahan bakar transisi karena memiliki peran besar dalam penyediaan energi nasional. Target gas dalam bauran energi nasional meningkat dari 21 persen pada 2020 menjadi 24 persen pada 2050 dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Sementara itu, Deputi Eksplorasi dan Pengembangan SKK Migas, Benny Lubiantara, menyebutkan pihaknya tengah mempercepat proyek pengembangan untuk mendukung komersialisasi dan potensi gas alam di Indonesia melalui Long Term Plan (LTP).
ADVERTISEMENT
“LTP menjadi strategi untuk menyuplai gas di tingkat regional,” ujar Benny.
Adapun strategi mendukung LTP adalah dengan meningkatkan nilai aset yang ada, menerapkan Resource to Production (R to P), Enhance Oil Recovery (EOR), dan eksplorasi. Benny mengatakan timnya terus memperbarui pelaporan secara teratur.