Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Permintaan Batu Bara di China Melambat, Boy Thohir Pastikan Adaro Tetap Stabil
8 Maret 2025 9:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Permintaan batu bara di China mengalami perlambatan, namun PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) tetap dalam kondisi stabil berkat kontrak jangka panjang yang telah ditandatangani sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Enggak (berpengaruh), kalau kita kan banyaknya long term ya, tapi demand memang agak slow, tapi kalau kita so far oke," ujar Presiden Direktur AADI, Boy Thohir kepada wartawan di Istana Negara, dikutip Sabtu (8/3).
Lebih lanjut, Boy menjelaskan kontrak jangka panjang membantu Adaro menjaga stabilitas di tengah penurunan permintaan. "Karena kita long term, jadi cukup stabil, tapi memang demand agak slow di China," katanya.
Meski demikian, perlambatan permintaan tetap berdampak pada harga batu bara di pasar global. Terkait dengan proyeksi kinerja Adaro ke depan, Boy menyatakan Adaro masih perlu melihat perkembangan dalam beberapa bulan ke depan.
AADI meraup laba bersih USD 1,21 miliar atau sekitar Rp 19,74 triliun (kurs Rp16.320 per Dolar AS) sepanjang 2024. Laba ini naik 5,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) senilai USD 1,14 miliar.
ADVERTISEMENT
Meski laba naik, pendapatan usaha perusahaan turun. Mengutip keterangan AADI di Keterbukaan Informasi Publik Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/3), perusahaan mencatatkan pendapatan usaha senilai USD 5,31 miliar atau Rp 86,65 triliun, turun 10,07 persen yoy. Beban pokok pendapatan juga ikut turun 7,95 persen yoy menjadi USD 3,85 miliar.
Pendapatan usaha terbesar dari penjualan batu bara pihak ketiga melalui ekspor senilai USD 4,18 miliar, sementara penjualan domestik USD 682,34 juta.
Untuk liabilitas AADI, naik 15,7 persen yoy menjadi USD 2,63 miliar pada tahun 2024, sementara total ekuitas turun 29,78 persen yoy menjadi USD 3,36 miliar. Untuk total aset juga anjlok 15,15 persen yoy menjadi USD 5,99 miliar.