Permintaan China & India Mulai Pulih, Harga Batu Bara RI Diprediksi Naik

11 Januari 2023 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang batu bara Indika Energy. Foto: Indika Energy
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang batu bara Indika Energy. Foto: Indika Energy
ADVERTISEMENT
Harga batu bara Indonesia diprediksi akan meningkat seiring permintaan di China dan India mulai pulih pasca pandemi COVID-19. Mengacu bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara kontrak Januari 2023 masih terkontraksi 0,86 persen menjadi USD 390.45 per ton.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Rabu (11/1), setidaknya China dan India menyumbang tiga perempat konsumsi listrik di Asia-Pasifik, dengan lebih dari 70 persen konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik India.
Pemerintah India memprediksi kebutuhan batu bara tidak terpenuhi melalui sumber dalam negeri, juga karena tantangan logistik. Oleh karena itu, pemerintah India meminta pembangkit listrik untuk impor 6 persen dari total kebutuhan.
Dorongan pemerintah untuk menaikkan impor juga berimbas pada permintaan batu bara global, karena China mengakhiri kebijakan nol-COVID serta upaya untuk mengembalikan aktivitas industri.
Berdasarkan presentasi yang dilihat Reuters, permintaan batu bara India mencapai 821 juta ton pada tahun 2023-2024. India diperkirakan akan memproduksi sekitar 753 juta ton batu bara domestik pada tahun 2022-2023.
ADVERTISEMENT
Negara konsumen energi dan penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia bergantung pada batu bara untuk sumber energi, setelah pelonggaran COVID-19 serta mencegah kekurangan listrik yang menyebabkan pabrik dan desa berhenti beroperasi.
Kesiapan kereta api untuk mengangkut batu bara mencapai 11 persen, di bawah target rata-rata selama semester pertama dan kedua tahun 2022-2023. Sedangkan 453 kereta dibutuhkan selama semester 1 2023-2024 untuk mengangkut batu bara domestik dan impor, 68 kereta lebih banyak dari rata-rata 385 kereta pada bulan Desember.