Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA bakal menggenjot produksi batu bara sekitar 29,5 juta ton tahun ini. Target ini naik 19 persen dari realisasi volume produksi tahun lalu 24,8 juta ton.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, alasan perusahaan menaikkan target produksi tahun ini karena ekonomi mulai membaik. Beberapa negara tujuan ekspor PTBA mulai melonggarkan wilayah usai lockdown.
"Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi dari 24,8 juta ton di 2020 menjadi 29,5 juta ton di 2021. Perseroan juga menargetkan kenaikan penjualan dari 26,1 juta ton menjadi 30,7 ton tahun ini," kata dia dalam paparan kinerja tahunan PTBA, Jumat (12/3).
Direktur Pemasaran Niaga PTBA Adib Ubaidillah mengatakan, naiknya target produksi dan penjualan tahun ini karena sejumlah negara mengajukan permintaan yang lebih tinggi. Salah satunya China yang selama ini memang menjadi pasar terbesar ekspor batu bara Indonesia.
Menurut Adib, PTBA sebenarnya sudah menandatangani kerja sama penjualan batu bara ke China tahun ini 1,5 juta ton. Kerja sama itu disaksikan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama pengusaha tambang lainnya yang secara total berkomitmen mengekspor 200 juta ton batu bara dari Indonesia.
"Kalau kita lihat memang ada peningkatan 2021, secara porsi tahun ini akan lebih tinggi 15 persen. Memang untuk China ada peningkatan permintaan," katanya dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Selain bakal mengekspor ke negara eksisting, PTBA juga mengincar pasar baru seperti ke Chili. Saat ini, masih dalam proses tender dengan negara bagian Amerika Selatan itu.
Adib mengatakan, perusahaan juga tetap memenuhi kebutuhan batu bara untuk domestik, khususnya PT PLN (Persero). Menurut dia, kewajiban menjual batu bara murah ke PLN dengan skema domestic market obligation (DMO) sudah dipenuhi sebanyak 50 persen dari total produksi PTBA.
"DMO PTBA merupakan penopang utama ke PLN. Porsinya tahun ini sekitar 50:50 baik domestik maupun ekspor. Meskipun realisasi 2020 itu di atas 50 persen," terang Adib.