Permintaan Tinggi, Harga Rumah di Bawah Rp 2 M Naik 8,7 Persen di Q3 2023

15 November 2023 12:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah. Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah. Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga riset milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Housing Finance Center, mencatat harga rumah secara nasional di kuartal III 2023 (Q3 2023) mengalami kenaikan tertinggi sejak pandemi. Rumah di bawah Rp 2 miliar menjadi penyumbang terbesar kenaikan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam riset yang dirilis Housing Finance Center (HFC) menyebutkan indeks harga rumah (House Price Index/HPI) di kuartal III 2023 mencapai sebesar 211,9 atau mengalami pertumbuhan tertinggi setelah pandemi sebesar 8,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau tipe 70 dengan harga berkisar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar yang mencatatkan kenaikan sebesar 12 persen (yoy) pada kuartal III 2023.
Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan, kenaikan harga rumah tersebut karena adanya kenaikan permintaan rumah di masyarakat. Selain itu, insentif pajak yang diberikan pemerintah di sektor perumahan juga menjadi pendorong meningkatnya harga rumah.
“Kami menilai kondisi ini akan bertahan hingga akhir tahun sejalan dengan insentif PPN DPT dari Pemerintah untuk rumah di bawah Rp2 miliar. Kondisi ini tentunya menjadi momentum pertumbuhan positif bagi Bank BTN,” jelas Hirwandi dalam keterangannya, Rabu (15/11).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, riset HFC BTN juga menyebutkan kenaikan harga rumah tersebut juga disumbang oleh rumah ukuran kecil atau tipe 36 dengan harga di bawah Rp 350 juta. HFC mencatat harga rumah tipe 36 tumbuh 8,4 persen (yoy).
Sementara itu berdasarkan data Bank BTN, komposisi penyaluran KPR untuk harga di bawah Rp 2 miliar paling banyak di Provinsi Jawa Barat atau sekitar 44 persen. Kemudian, penyaluran KPR terbanyak disusul Provinsi Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah. Untuk luar Pulau Jawa, pada pulau Sumatera, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Utara menduduki posisi tertinggi untuk penyaluran KPR di Bank BTN.
“Untuk provinsi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur,” rinci Hirwandi.
ADVERTISEMENT
Hirwandi menambahkan, selama delapan bulan pertama tahun ini, Bank BTN juga telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik subsidi maupun nonsubsidi sebesar Rp 27,5 triliun atau tumbuh 17,9 persen (yoy). Kenaikan tersebut tercatat masih berada di atas rata-rata industri.
Berdasarkan data Bank Indonesia, KPR secara nasional tumbuh 12,3 persen (yoy) di September 2023, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya atau per Juni 2023 sebesar 10,6 persen (yoy).