Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Perputaran Uang di Tahun Politik Diperkirakan Capai Rp 100 Triliun
11 Februari 2024 8:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Perputaran uang di tahun politik diperkirakan mencapai Rp 100 triliun. Para capres-cawapres di Pilpres 2024 telah menyelesaikan kampanye akbar pada Sabtu (10/2).
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memilih JIS sebagai lokasi kampanye pamungkas. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming memilih Stadion Gelora Bung Karno. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD berkampanye di Solo dan Semarang.
Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, mengatakan perputaran uang itu terjadi di sektor makanan dan minuman, akomodasi, hotel, transportasi hingga logistik.
Menurut Tauhid, perputaran uang itu akan terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Sehingga menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di sisi lain, belanja konsumsi yang tinggi menjadi hal yang menarik di tahun politik. Terdapat pengeluaran anggaran pemerintah jelang pemilu sekitar Rp 50 triliun sampai Rp 60 triliun.
“Saya menghitung mungkin totalnya hampir Rp 100 triliun akan terjadi perputaran uang yang luar biasa di tahun politik. Apakah itu untuk belanja makan minum, akomodasi, hotel, transportasi, logistik,” kata Tauhid dalam Seminar Proyeksi Ekonomi 2024, dikutip Sabtu (10/2).
Meski demikian, situasi ekonomi global di tahun 2024 masih belum kondusif dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari berbagai lembaga internasional sebesar 2,8 persen. Selain itu, perang Ukraina-Rusia serta krisis Timur Tengah masih berlanjut dan menyeret harga pangan.
ADVERTISEMENT
“Di China ekonominya mengalami perlambatan dan situasi global sangat mendera kita. Ini bisa menurunkan potensi impor dan ekspor kita di tahun depan,” lanjut Tauhid.
Tantangan perekonomian Indonesia tahun 2024 adalah situasi era suku bunga tinggi, di mana muncul ketidakpastian The Fed akan menurunkan atau menahan suku bunga.
“Di tahun pemilu biasanya presiden baru akan menggenjot utang. Mereka kan sudah janji politik macam-macam. Biasanya tahun pertama mereka coba menggenjot baru slow down-kan lagi,” terang Tauhid.