Persaingan Makin Ketat, e-Commerce Terus Lakukan Inovasi

20 Maret 2017 18:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Diskusi E-Commerce Indonesia (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi E-Commerce Indonesia (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Kehadiran e-commerce membawa sensasi baru dalam berbelanja. Masyarakat tidak harus pergi ke mal atau toko. Cukup duduk santai di rumah atau sambil bekerja dan menggunakan smartphone atau laptop dengan koneksi internet, belanja bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS pada September 2016, jumlah pemain e-commerce di Indonesia sudah mencapai 26,2 juta. Jumlah ini meningkat 17 persen dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Dengan semakin ketatnya persaingan, tentu para pemain bisnis e-commerce harus terus mengembangkan strategi pemasarannya. Bayu Syerli Rachmat, Vice President Marketing Bukalapak.com, mengatakan, diferensiasi harus dilakukan agar e-commerce unik dan populer.
"Konsep kami dalam pemasaran lebih ke weird, tidak menggunakan selebriti dengan bayaran tinggi dalam iklan, namun lebih ke konsep seperti iklan 'Dian Katrok' beberapa waktu lalu. Biaya pemasaran bisa ditekan dan digunakan untuk program diskon," kata Bayu dalam diskusi di Markplus, di Kasablanka Office Tower, Jakarta, Senin (20/3).
Selain itu, lanjut Bayu, Bukalapak juga mulai menghadirkan produk-produk yang belum pernah dijual di marketplace lain, seperti reksa dana, emas, sampai kredit mobil. Bukalapak juga mulai menggenjot penetrasi online ke daerah terpencil dengan sekitar 30 ribu agen yang menggerakkan UKM.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Alvin Aulia, Head Communication & Partnership Mataharimall.com, mengungkapkan tujuan e-commerce mereka sudah cukup berbeda dengan yang lain. Sebab, konsepnya untuk menyaingi Amazon.com, situs e-commerce terbesar di Amerika Serikat.
Untuk diketahui, Amazon tidak hanya mengembangkan e-commerce, tapi juga toko, pengiriman lewat drone, bahkan konten digital seperti film dan serial tv.
"Kami sinergi dengan Grup Lippo (holding), istilahnya kami menyediakan dari tempat tidur bayi sampai kuburan (from birth to death). Intinya menciptakan ekosistem sendiri," imbuh Alvin.
Sementara itu, Yusi Obon, Head Brand & Marketing Alfacart.com mengatakan diferensiasi yang dilakukan pihaknya adalah fokus pada daily necessities (kebutuhan sehari-hari) dan ke daerah-daerah di luar kota besar.
Menurutnya, dengan jaringan Alfamart yang sudah tersedia di seluruh Indonesia, hingga 12.000 minimarket yang saat ini bisa menjadi pick up point dan delivery point, bisa menjadi senjata utama untuk memenangkan persaingan.
ADVERTISEMENT
"Ini artinya kita punya peluang bahkan sampai di kampung-kampung. Minimarket yang jumlahnya 12 ribu ini bisa dijadikan pick up point, jadi ternyata konsep pay at store (bayar di toko) cukup populer dalam penetrasi belanja online Alfacart," tuturnya.