Pertama dan Legal di Indonesia, Gotrade Berikan Akses ke Pasar Saham AS

27 April 2022 21:09 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi di saham Amerika Serikat. Foto: Bro Crock/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi di saham Amerika Serikat. Foto: Bro Crock/Shutterstock
Platform sekaligus aplikasi investasi yang memungkinkan masyarakat Indonesia mendapat akses investasi di saham Amerika Serikat, Gotrade, resmi diperkenalkan di Indonesia melalui kemitraannya dengan Valbury Asia Futures—salah satu broker Indonesia yang berlisensi Bappebti.
Ini merupakan kali pertama bagi Gotrade menyentuh pasar Indonesia. Masuknya Gotrade Indonesia ini mempermudah para penggunanya di Indonesia untuk berinvestasi di pasar saham NYSE dan NASDAQ. Pengguna bisa membeli pecahan saham raksasa global seperti Tesla, Apple, Google, dan saham lainnya mulai dari USD 1.
Perusahaan yang didirikan pada tahun 2019 oleh Rohit Mulani, Norman Wanto, dan David Grant, memiliki misi untuk menjadikan investasi dapat dilakukan dengan cara menyenangkan, adil, dan sederhana bagi semua orang di berbagai wilayah.
Pada 2021 lalu, Gotrade mendapatkan investasi seed-round sebesar USD 7 juta dari LocalGlobe dan Social Leverage. Keduanya merupakan investor awal Robinhood. Tak hanya itu, Gotrade juga mendapat dukungan dari investor lokal seperti Kevin Aluwi, CEO Gojek dan Arya Setiadharma, CEO Prasetya Dwidharma.
Setelah mendapat izin dari Labuan Financial Services Authority of Malaysia, Gotrade meluncurkan platform-nya dengan sistem undangan (invite-only) pada Maret 2021 dan diikuti oleh peluncuran secara global pada September 2021.
Tak butuh waktu lama, hanya enam bulan setelah peluncurannya tersebut, Gotrade berhasil mengumpulkan ratusan ribu pengguna di seluruh dunia dan mengumumkan peluncuran produk lokal pertamanya, yaitu Gotrade Indonesia.
Gotrade memilih Indonesia sebagai pasar pertama karena melihat akses investasi Indonesia yang jauh dari kata adil dan sederhana, Gotrade masuk untuk memecahkan masalah tersebut.
Salah satu pendiri Gotrade, Rohit Mulani, mengatakan berinvestasi di Indonesia maupun di negara lain di Asia Tenggara terasa sangat tidak adil. Ada lebih dari 600 juta orang yang tidak dapat mengakses produk investasi berkualitas dengan harga yang wajar.
Kebanyakan masyarakat hanya memilih reksa dana dengan expense ratio yang melebihi 5 persen atau produk tabungan seperti emas dengan spread sebesar 3 persen dengan biaya tersembunyi yang semakin mengikis portofolio mereka.
“Kami percaya bahwa investasi harus adil dan pengguna tidak harus menanggung biaya yang bersifat predatorial ini, ” ujarnya

Gotrade Menembus Hambatan Investasi di Indonesia

Di Indonesia, pialang saham lokal tidak mendapat izin untuk menawarkan saham AS. Namun, broker derivatif lokal yang telah diatur oleh Bappebti telah mendapat izin untuk melakukan kegiatan tersebut. Inilah yang menjadi alasan Gotrade mengajak Valbury Asia Futures—Bursa Berjangka Jakarta dan Balai Kliring Berjangka Indonesia—untuk bermitra dan membuat Kontrak Berbasis Penuh saham AS di Indonesia.
Ini artinya, seluruh perdagangan Gotrade Indonesia menghasilkan kontrak antara pengguna dan Valbury. Kemudian, Valbury akan melakukan perdagangan dengan Alpaca Securities LLC, broker-dealer berlisensi FINRA di Amerika Serikat. Karena dilakukan secara real time, semua perdagangan dieksekusi pada National Best Bid and Offer sesuai dengan peraturan Komisi Bursa Efek Amerika Serikat. Gotrade tidak menambahkan spread apa pun ke harga ini.
Saat perdagangan dieksekusi langsung di Amerika Serikat, semua kontrak di Gotrade sepenuhnya didukung oleh saham nyata yang dipegang di AS. Untuk setiap saham (atau sebagian kecilnya) yang dimiliki oleh pengguna di Gotrade, ada saham terkait yang dipegang oleh Valbury dalam akun pialang terpisah di Alpaca Securities LLC. Pengaturan ini diawasi oleh Bappebti.
Gotrade tidak menawarkan leverage kepada penggunanya. Gotrade meneruskan dividen yang diterima Valbury dari Alpaca Securities LLC kepada pengguna secara langsung, dengan dikurangi pajak dividen 15 persen yang dipotong oleh Inland Revenue Service.

Gotrade: Investasi dengan Sistem Transparan dan Adil

Sebelum masuknya Gotrade ke Indonesia, masyarakat Indonesia harus menggunakan pialang saham asing atau memperdagangkan CFD secara lokal untuk membeli saham Amerika Serikat. CFD ini biasanya diikuti dengan biaya tersembunyi yang substansial hingga 1 persen per perdagangan yang dibangun ke dalam bid-ask spread.
Gotrade dan Valbury bekerja sama dengan Bappebti untuk memungkinkan investasi berbasis dolar dan investasi saham pecahan 9 desimal. Contohnya, jika Tesla diperdagangkan pada USD 1.000 per saham, Anda dapat membeli 1 per 1.000 saham Tesla dengan USD 1.
Sesuai peraturan Bappebti, dana dikirim ke Lembaga Kliring Berjangka Indonesia yang didukung negara dengan perdagangan yang dilakukan melalui Valbury dan terdaftar di Bursa Berjangka Jakarta.
Felicia Putri Tjiasaka, Co-Founder Ternak Uang—aplikasi pendidikan investasi terkemuka di Indonesia—mengatakan Gotrade Indonesia merupakan platform investasi pertama yang dibangun berdasarkan prinsip transparansi, keadilan, dan dengan biaya yang rendah.
“Saya senang dengan peluncuran Gotrade Indonesia yang merupakan cara terbaik bagi masyarakat Indonesia untuk mengakses pasar modal terbesar di dunia, sesuatu yang sudah lama tidak dapat kami lakukan,” ungkap Felicia.
Logo Gotrade Indonesia. Foto: Dok. Gotrade
Senada dengan Felicia, President Director JFX Paul Lumintang mengatakan bahwa inovasi ini akan melengkapi lanskap investasi yang sudah ada dan membantu para investor untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi baik secara lokasi maupun dari kelas aset. Lebih lanjut Paul mengatakan, memperkenalkan produk inovatif sebagai alternatif investasi bagi masyarakat ini bahkan sudah jadi bagian dari visi JFX.
Sementara itu, Direktur Utama KBI, Fajar Wibhiyadi, mengatakan “kami tentunya mengapresiasi apa yang dilakukan Valbury Asia Futures atas inisiasi baru ini. Peluncuran Gotrade Indonesia diharapkan dapat menjadi katalis positif atas iklim investasi di Indonesia,” tuturnya.
Fajar berharap Valbury Asia Futures bersama-sama pemangku kepentingan lain bisa memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat untuk memahami instrumen investasi dengan baik. Sebagai lembaga kliring, KBI akan menjalankan perannya sesuai dengan regulasi yang ada, yaitu terkait penjaminan dan penyelesaian transaksi.
Demi memberi transparansi dan membangun ekosistem investasi yang adil, Gotrade menjanjikan tidak adanya biaya tersembunyi dan akan mempublikasikan semua biaya secara terbuka. Gotrade Indonesia pun tidak menambahkan spread atau komisi pada perdagangannya. Gotrade akan memberlakukan PPN sebesar USD 0,11 dan biaya pelaporan transaksi Bursa Berjangka Jakarta sebesar $0,02 per perdagangan.
Pendapatan Gotrade akan membebankan 1,20 persen dalam biaya FX ketika pengguna menyetor dana mereka dalam Rupiah Indonesia yang kemudian dikonversi ke dolar AS. Biaya ini sudah termasuk setoran instan yang memungkinkan pengguna memanfaatkan peluang perdagangan tanpa harus menyimpan dana di akun mereka terlebih dahulu.
Gotrade sedang menguji produk keanggotaan premium, Gotrade Black, yang memberi penggunanya akses ke grafik candlestick, rating analyst, target price, dan pengukuran risiko dengan biaya keanggotaan bulanan USD 2.

Bergabungnya Veteran Industri Finansial bersama Gotrade

Tan Hui Lynn, Andrew Haryono, David Grant, dan Jeremy Ng. Foto: Dok. Gotrade
Peluncuran Gotrade Indonesia ini juga dilakukan bersamaan dengan pengumuman bahwa Andrew Haryono dimasukkan sebagai salah satu pendiri perusahaan. Andrew merupakan komisaris Valbury Group—konglomerasi keuangan di Indonesia yang memiliki produk sekuritas, derivatif, dan capital management.
Andrew telah banyak ambil peran bisnis yang penting sejak tahun 2019. Dengan kemitraan ini, Gotrade Indonesia dapat memperoleh tempat dan pengakuan dari masyarakat.
Andrew sendiri telah berkecimpung dalam industri investasi selama lebih 20 tahun. Ia pun mengatakan bahwa keputusan bergabung dengan Gotrade akan mengubah industri ini jadi lebih baik. “Saya senang menjadi bagian dari tim di Gotrade dan bersemangat untuk menjadi bagian dari fase berikutnya dari pertumbuhan pesat perusahaan,” ujarnya.
Selain Andrew, ada pula David Grant, CEO Charles Schwab Singapura yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun pada sektor broker ritel. Gotrade pun mengumumkan masuknya dua eksekutif senior, Tan Hui Lynn dan Jeremy Ng. Mereka masing-masing bergabung sebagai General Counsel dan Chief Financial Officer.
Sebelum bergabung dengan Gotrade, Tan merupakan mitra di Zaid Ibrahim & Co, firma hukum terkemuka Malaysia. Sedangkan Ng, merupakan financial controller untuk Asia Pasifik di Oanda.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Gotrade.