Pertama di Dunia, Pertamina Pakai Teknologi Amine System untuk Cari Hidrokarbon

31 Desember 2024 13:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina EP Zona 7 optimalisasi pengembangan lapangan Akasia Bagus dan Gantar pakai CO2 Removal Package dengan amine system (MDEA). Foto: Pertamina EP
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina EP Zona 7 optimalisasi pengembangan lapangan Akasia Bagus dan Gantar pakai CO2 Removal Package dengan amine system (MDEA). Foto: Pertamina EP
ADVERTISEMENT
Pertamina EP Zona 7 akan menggunakan CO2 Removal Package dengan Amine System (MDEA) dan Gas Dehydration Unit dan Thermal Oxidation (TOX) di wilayah Kabupaten Indramayu, Pertamina EP Zona 7 lakukan proyek Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL) Akasia Bagus-Gantar.
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi ini yang pertama di dunia untuk meningkatkan potensi produksi hidrokarbon mencakup pengeboran 22 sumur pengembangan dan pembangunan Fasilitas Produksi SP Akasia Bagus (ABG) Stage 1 dan Stage 2, yang merupakan kelanjutan dari Plan of Development (POD) Lapangan Akasia Bagus pada tahun 2017 lalu. Kedua upaya ini ditargetkan dapat menambah produksi minyak dan gas, sebesar 12,71 MMSTB (million stock barrel) dan 10,53 BSCF (billion standard cubic feet).
“Proyek ini merupakan milestone penting dalam pengembangan Akasia Bagus, yang didesain untuk mengolah minyak dan gas dengan kapasitas total sebesar 9.000 BLPD (barrel of liquid per day) dan 22 MMSCFD (million standard cubic feet per day), termasuk untuk mengolah associated gas dari 19 sumur lapangan,” ungkap Afwan Daroni, General Manager Pertamina EP area Jawa bagian barat. Dua belas sumur pengeboran telah diselesaikan. Total, terdapat 26 sumur produksi di Lapangan Akasia Bagus.
ADVERTISEMENT
Dua petugas Pertamina memeriksa fasilitas produksi di Crude Destillation Unit (CDU) Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Foto: Dhedez Anggara/ANTARA FOTO
Saat ini produksi eksisting diolah dan ditampung menggunakan Early Production Facilities (EPF) ABG Tahap 1, sesuai persetujuan SKK Migas, hingga berlanjut ke fase onstream. Proyek ABG Stage 1 ini akan melewati dua kali fasilitas produksi onstream, yaitu fasilitas cair yang direncanakan pada Februari 2025, lalu menyusul fasilitas AGRU (Acid Gas Removal Unit) pada Mei 2025.
Afwan menjelaskan, upgrading fasilitas produksi yang dilengkap dengan CO2 Removal Package dengan amine system (MDEA), Gas Dehydration Unit dan Thermal Oxidation (TOX) untuk mengurangi kadar CO2, H2S dan air, agar sesuai spesifikasi penjualan gas yang termaktub dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) eksisting di wilayah Jawa Barat.
“Teknologi baru yang diimplementasikan dalam mendesain AGRU dengan amine system ini merupakan yang pertama di dunia, yang akan mengolah gas dengan kadar CO2 sebesar 65 persen mole,” jelas Afwan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kadar CO2 yang tinggi memberi peluang bagi Pertamina EP untuk mengembangkan lapisan gas dari oil rim (zona minyak yang relatif tipis di bawah batas gas) melalui metode Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS), yang merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk mendukung target emisi nol bersih (net zero emission).