Pertamina Ajukan Pembebasan Cukai Etanol, Harga Pertamax Green 95 Bisa Turun?

2 Agustus 2023 19:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran BBM RON 95 E5 (Bioethanol) Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Senin (24/7/2023).  Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran BBM RON 95 E5 (Bioethanol) Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Senin (24/7/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Patra Niaga mengajukan pembebasan cukai etanol untuk pengembangan bioetanol 5 persen (E5) dengan produk Pertamax Green 95. Produk tersebut sudah diluncurkan secara terbatas dengan harga Rp 13.500 per liter pada Senin (24/7).
ADVERTISEMENT
Saat ini baru ada 15 SPBU yang menyediakan Pertamax Green 95 yaitu 5 unit di DKI Jakarta mencakup SPBU MT Haryono, SPBU Fatmawati 1 dan 2, SPBU Lenteng Agung, dan SPBU Sultan Iskandar Muda.
Sementara 10 SPBU berada di Surabaya yakni SPBU Jemursari, Soetomo, Mulyosari, Merr, Ketintang, Karang Asem, Mastrip, Citra Raya Boulevard, Juanda, dan Buduran.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, menuturkan meski Pertamax Green 95 sudah diperkenalkan kepada masyarakat, pembebasan cukai etanol masih berproses.
"Makanya kami untuk implementasi di SPBU itu juga belum terlalu banyak, jadi kita maintain awareness karena kemarin kita belum launching, ini masih perkenalan ke pasar," ujarnya saat ditemui di Westin Hotel Jakarta, Rabu (2/8).
ADVERTISEMENT
Adapun etanol merupakan barang kena cukai dengan tarif Rp 20.000 per liter, Sehingga, tarif cukai etanol untuk 1 liter Pertamax Green 95 yang memiliki kadar etanol 5 persen yakni sebesar Rp 1.000.
Budi menuturkan, cukai etanol masih termasuk dalam komponen harga Pertamax Green 95. Namun, dia mengatakan harga belum tentu turun jika mendapatkan pembebasan cukai.
Hal ini lantaran, insentif cukai tersebut berfungsi untuk pengembangan infrastruktur dan menjaga keberlanjutan pasokan etanol dari para pemasok, sehingga pengembangan Pertamax Green 95 bisa dipercepat.
"Pertamina ini didesain tadinya tidak untuk bioetanol atau biodiesel, tetapi begitu inisiatif muncul maka supply chain-nya harus berubah, ini harus menyesuaikan, jadi gradually supply chain harus dibangun dulu, infrastruktur harus dibangun dulu," jelas Budi.
Peluncuran BBM RON 95 E5 (Bioethanol) Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Senin (24/7/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Budi belum bisa memastikan target pembebasan cukai etanol bisa direalisasikan karena hal tersebut ada di ranah pembahasan pemerintah. Namun, dia berharap keputusannya bisa cepat keluar agar implementasi Pertamax Green 95 lebih masif.
ADVERTISEMENT
Dia juga menegaskan, penjualan Pertamax Green 95 belum memasuki tahapan komersial. Dia menargetkan dalam periode 1 tahun ke depan bisa tersebar di seluruh Pulau Jawa.
"Kita mesti pastikan dulu dari sisi suplai etanolnya. Kemudian kalaupun dari partner ini bisa memberikan jaminan suplai di lokasi yang bisa lebih luas lagi, misalnya Sumatera, tentunya kita ready juga di Sumatera," ungkap Budi.
"Kalau kami paling confident di Bali, kalo yang di luar Jawa," kata dia menambahkan.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan,mengharapkan ada pembebasan cukai etil alkohol atau etanol untuk bahan campuran Pertamax menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN) bioetanol.
"Terkait dengan insentif cukai ini sekarang sedang dalam proses finalisasi," ujar Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan saat soft launching Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono Jakarta, Senin (24/7).
ADVERTISEMENT