Pertamina Akan Produksi Bahan Bakar Ramah Lingkungan HVO di Kilang Dumai

7 November 2024 16:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Director Central Marketing and Trading Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya usai gelaran Kolaborasi Upaya dekarbonisasi Nikel PT Vale Indonesia dan PT Pertamina Patra Niaga di Solia Hill, di Pertambangan Vale, Sulawesi Selatan, Kamis (7/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Director Central Marketing and Trading Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya usai gelaran Kolaborasi Upaya dekarbonisasi Nikel PT Vale Indonesia dan PT Pertamina Patra Niaga di Solia Hill, di Pertambangan Vale, Sulawesi Selatan, Kamis (7/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Patra Niaga tengah merencanakan produksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel di PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) Dumai.
ADVERTISEMENT
Sementara saat ini, bahan bakar ramah lingkungan tersebut baru diproduksi di kilang milik Pertamina yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah.
Hal ini diutarakan oleh Director Central Marketing and Trading Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya usai gelaran Kolaborasi Upaya dekarbonisasi Nikel PT Vale Indonesia dan PT Pertamina Patra Niaga di Solia Hill, di area Pertambangan Vale, Sorowako, Sulawesi Selatan, Kamis (7/11).
"Saat ini baru Kilang Cilacap, meskipun pengembangan ke depan ada rencana di Dumai," kata Maya di area Pertambangan Vale, Sorowako, Sulawesi Selatan, Kamis (7/11).
Sehingga untuk proses distribusi ke konsumen di luar Pulau Jawa seperti Kalimantan dan Sumatra dilakukan dengan kapal laut.
"Tentu saja (distribusi) lewat kapal karena posisinya saat ini production site-nya ada di Jawa, sementara konsumen tambang tentu saja yang banyak di Sulawesi dan di Kalimantan," terang Maya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Maya juga menjelaskan kelebihan dari HVO yang tidak dimiliki oleh bahan bakar ramah lingkungan lainnya di Indonesia.
Pekerja menata botol berisi Green Diesel atau Hydrotreated Vegetable Oil atau HVO (kiri) di ruang kendali kawasan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (27/10/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Maya mengatakan, setelah kurang lebih dua minggu dilakukan uji coba pada dua alat berat tambang milik PT Vale Indonesia Tbk (INCO), penggunaan HVO menunjukkan penurunan emisi karbon sebesar 70 persen dari diesel dan menunjukkan peningkatan efisiensi operasional. Hal ini tanpa mengurangi performa alat berat yang diujicobakan.
"Kalornya tinggi dibandingkan dengan diesel biasa dan juga level sulfurnya yang hampir nol,” terang Maya.
Selain menurunkan emisi karbon, penggunaan HVO juga mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen dibandingkan dengan diesel konvensional.
Kemudian, lanjut Maya, HVO adalah drop in fuel atau bahan bakar yang bisa langsung dikonsumsi tanpa proses modifikasi mesin kendaraan.
ADVERTISEMENT
"Nah ini juga jadi salah satu benefit untuk kemudahan dan proses maintenance tidak butuh investasi baru bisa menggunakan sarana fasilitas yang sama," terangnya.
Selain itu, HVO milik Pertamina juga telah mendapat sertifikat International Sustainability Carbon Certification (ISCC). Sehingga, Vale sebagai salah satu perusahaan yang menggunakan HVO berpotensi mendapatkan carbon credit.
"Jadi prosesnya kemudian ada logistiknya sampai ke penggunaannya itu sudah tersertifikasi. Sehingga tadi penyerahan proof of sustainability (kepada Vale) dari penggunaan HVO tersebut ke depannya tidak tertutup kemungkinan hal tersebut bisa menjadi carbon credit untuk bisnis," terang Maya.
Dari sisi komposisi, Maya menjelaskan HVO terbuat dari 100 persen kelapa sawit tanpa campuran fosil. Sehingga tidak perlu khawatir dengan bahan baku HVO.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini adalah 100 persen nonfosil dan memanfaatkan resources yang melimpah di Indonesia yaitu kelapa sawit," jelas Maya.
HVO merupakan bahan bakar dengan komponen nabati atau Green Diesel D100. Produk substitusi bahan bakar diesel yang lebih ramah lingkungan ini, dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar kendaraan ataupun memproduksi listrik hijau melalui penggunaan di genset.
Melalui sertifikasi ISCC, produk HVO Pertamina memperoleh pengakuan bahwa penggunaan produk ini berkontribusi pada penurunan emisi karbon hingga 65-70 persen dari bahan bakar umumnya, sehingga layak disebut sebagai green product.
Produk HVO sebelumnya diluncurkan dan dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Jakarta E-Prix 2021. Dari sisi produksi, Green Refinery Cilacap punya kapasitas produksi untuk menghasilkan produk Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari, dengan bahan baku nabati berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). HVO juga telah dipasarkan dan diterima pasar Eropa, utamanya Jerman dan Prancis.
ADVERTISEMENT
Maya menjelaskan, nantinya pabrik katalis Merah Putih di Cikampek yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) juga akan turut memproduksi HVO.
"Kita sudah ada pembangunan pabriknya di Cikampek kemudian untuk mensupport produk HVO ini ke depannya," kata Maya.
Maya menyebut pihaknya telah memulai pembangunan basis produksi yang merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Pertamina dengan PT Pupuk Indonesia.
"Target operasinya saya rasa tahun depan. Saat ini sedang berproses setengah jalan," jelas Maya.