Pertamina Beberkan Indikasi Penyebab Insiden Gelembung Gas di ONWJ

25 Juli 2019 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers penanganan gelembung gas di sumur YYA-1 Blok ONWJ di Kantor Pusat Pertamina. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers penanganan gelembung gas di sumur YYA-1 Blok ONWJ di Kantor Pusat Pertamina. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gelembung gas dan tumpahan minyak atau oil-spill terjadi di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA‎-1 area Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di Karawang, Jawa Barat. Adapun gelembung gas pertama kali muncul pada 12 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu, saat ini penyebab pastinya masih dalam proses investigasi. Namun indikasi sementara dari fakta yang ditemukan di lapangan, yakni terjadi anomali tekanan pada saat pengeboran YYA-1.
"Indikasi sementara terjadi anomali tekanan pada saat pengeboran sumur YYA-1 sehingga menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti oil-spill," ujar Dharmawan Samsu dalam konferensi pers di kantor Pertamina, Jakarta, Kamis (25/7).
Dia pun mengungkapkan kronologinya, yakni pada 12 Juli 2019 pukul 01.30 WIB saat melakukan re-entry di sumur YYA-1 pada kegiatan re-perforasi, muncul gelembung gas di anjungan YY dan rig Ensco-67 yang terletak di wilayah offshore ONWJ.
Kemudian pada 14 Juli 2019 pukul 22.40 WIB, seluruh pekerja di anjungan dan di sekitar area itu dievakuasi ke tempat yang aman. Lalu pada 15 Juli 2019, PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan bersurat ke SKK Migas dan Kementerian ESDM.
ADVERTISEMENT
Pada 16 Juli 2019, mulai terlihat oil sheen atau lapisan minyak di permukaan laut sekitar, pun munculnya gelembung gas juga terus terjadi. Kemudian pada 17 Juli 2019, oil-spill mulai terlihat di sekitar anjungan.
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
"Pada 18 Juli 2019, oil-spill mulai mencapai pantai ke arah barat. Jarak anjungan dengan garis pantai Karawang sekitar 2 km," jelas Dharmawan.
Dia menambahkan, dampak kejadian itu diindikasikan akan membuat pergeseran pondasi anjungan. Sementara dampak lingkungan ialah tumpahan minyak terbawa arus sampai ke pantai terdekat.
"Kami sudah mengaktifkan incident management team dengan penanggulangan oil-spill di laut dengan diisolasi, ditampung dan diangkut dari laut memakai kapal. Kami mencoba agar dampak lingkungan yang terjadi sekecil mungkin," tegasnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, saat masalah tersebut sedang ditangani oleh kantor pusat Pertamina, tak lagi PHE ONWJ. Harapannya dengan begitu, masalah ini segera selesai.
ADVERTISEMENT