Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menjelaskan bahwa IPO PHE tidak dilaksanakan pada saat ini karena masih perlu mencari waktu yang tepat.
“Hal ini tentunya sejalan dengan ketetapan yang disampaikan Kementerian BUMN melalui Wakil Menteri BUMN beberapa waktu lalu,” ujarnya seperti dikutip, Sabtu (29/7).
Lebih lanjut Fadjar menjelaskan beberapa hal yang menjadi pertimbangan di antaranya seiring dinamika kondisi pasar modal dunia dan Asia Tenggara sepanjang tahun 2023 akibat tekanan dari pengaruh resesi global.
Dari sisi makro ekonomi global, trend peningkatan suku bunga The Fed menambah beban ekonomi emerging markets untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain harga minyak dunia (Brent) mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, di mana dalam beberapa bulan terakhir berada di level USD70-80 per barrel dan diprediksi tetap bertahan pada level tersebut hingga 2024. Hal ini juga menjadi faktor yang kurang mendukung pelaksanaan IPO PHE pada saat ini.
ADVERTISEMENT
Fokus Kinerja PHE
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini.
Adapun saat ini terus melakukan aktivitas unlock value, upaya tersebut antara lain peningkatan produksi migas, ekspansi global, akuisisi, studi pengembangan bisnis baru CCS/CCUS untuk memaksimalkan nilai asset dan meningkatkan produksinya.
“Strategi tersebut dijalankan untuk mendukung pencapaian target produksi Nasional minyak bumi sebanyak 1 Juta barel per hari (bph) dan 12 miliar gas standar kaki kubik per hari (bscfd) pada tahun 2030 demi terjaganya ketahanan energi nasional,” ungkap Fadjar.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan bahwa strategi unlock value tersebut didukung dengan kondisi fundamental PHE yang kuat. Secara fundamental PHE saat ini berada dalam kondisi yang sangat baik dibuktikan dengan kinerja ekselen pada tahun 2022 yang berhasil mencatatkan kinerja positif atas kontribusi pertumbuhan produksi migas sebesar 7 persen berbanding tahun sebelumnya serta laba bersih sebesar USD 4,67 miliar.
“Hal ini merupakan salah satu bukti keberhasilan transformasi yang dijalankan Pertamina di sektor Hulu Migas,” imbuhnya.