Pertamina Buka Suara soal Bahlil Mau Setop Impor BBM dari Singapura

13 Mei 2025 13:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso ditemui di Grha Pertamina, Senin (14/4/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso ditemui di Grha Pertamina, Senin (14/4/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) buka suara terkait rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ingin menyetop impor BBM dari Singapura.
ADVERTISEMENT
Pemerintah membuka peluang mengalihkan alokasi impor BBM Singapura ke Timur Tengah, sebab harganya masih bisa kompetitif, atau ke Amerika Serikat (AS) seiring dengan proses negosiasi tarif impor.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan perseroan menunggu arahan dari pemerintah dan akan mengkaji lebih lanjut dampaknya kepada biaya logistik karena lokasi asal impor yang lebih jauh.
"Kami menunggu arahan resmi pemerintah. Tentu nanti akan kami kaji juga secara komprehensif termasuk logistic cost-nya. Prinsipnya kami akan mengikuti arahan pemerintah," katanya kepada kumparan, Selasa (13/5).
Pertamina, kata Fadjar, juga sudah menyiapkan kapal tanker minyak melalui anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS).
Namun, dia tidak menjelaskan apakah perusahaan akan menambah kembali armada baru yang lebih besar, sesuai arahan pemerintah.
ADVERTISEMENT
"PIS sendiri saat ini sudah memiliki lebih dari 350 kapal tanker untuk BBM dan LPG," ungkapnya.
Sebelumnya, Bahlil akan menyetop impor BBM dari Singapura. Rencana yang akan dimulai 6 bulan lagi itu, akan dilakukan bertahap hingga benar-benar tak mengimpor dari Singapura.
PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani perpanjangan Service Level Agreement (SLA) bersama PT Pelindo (Persero), Kamis (13/3/2025). Foto: Dok. PIS
Menurutnya, harga BBM dari Singapura sama saja bahkan lebih mahal daripada Timur Tengah. Padahal, Singapura yang bukan negara penghasil minyak mentah tersebut lebih dekat ke Indonesia.
"Kalau begitu kita mulai berpikir bahwa mungkin, bukan mungkin lagi nih, sudah hampir pasti kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara ini (Singapura)," ungkapnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/5).
Bahlil menyebutkan, kebijakan itu akan dimulai enam bulan lagi. Sebab, dia baru saja mengarahkan PT Pertamina (Persero) untuk membangun kapal tanker dan dermaga atau pelabuhan yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Enam bulan, sekarang kan Pertamina lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa kapal impor yang besar, karena kalau dari Singapura kan kapalnya yang kecil-kecil, itu juga salah satu alasan," tuturnya.
Bahlil menyebutkan alokasi impor BBM dari Singapura yang akan dikurangi secara bertahap mulai dari 50 persen. Namun, dia membuka kemungkinan nilainya akan menjadi 0 alias tidak lagi impor.