Pertamina Catat Pangsa Pasar Kendaraan Listrik Naik Jadi 4 Persen Tahun Ini

24 Oktober 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menunjukan cara pengisian daya listrik untuk kendaraan bermotor di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) komersial pertama PT Pertamina (Persero) di Fatmawati, Jakarta Selatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukan cara pengisian daya listrik untuk kendaraan bermotor di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) komersial pertama PT Pertamina (Persero) di Fatmawati, Jakarta Selatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Patra Niaga mengatakan pangsa pasar (market share) kendaraan listrik berbasis baterai alias electric vehicle selalu meningkat, terutama untuk kendaraan roda empat.
ADVERTISEMENT
VP Retail Fuel Pertamina Patra Niaga, Eko Ricky Susanto, mengatakan tren kenaikan pengguna kendaraan listrik terpantau naik selama 2-3 tahun terakhir secara signifikan.
Eko mengatakan, Pertamina mencatat pangsa pasar kendaraan listrik dibandingkan kendaraan berbasis BBM alias Internal Combustion Engine (ICE) di tahun lalu masih 1-2 persen.
"Kami juga punya data, kebetulan tahun lalu itu market share dibandingkan internal combustion engine, itu masih sekitar 1-2 persen saja. Tapi khusus tahun ini sudah mulai ke angka 4 persen, jadi naiknya signifikan," ungkapnya saat Indonesia Industry Outlook 2025 Conference, Kamis (24/10).
Kenaikan pangsa pasar kendaraan listrik ini, kata Eko, disebabkan beberapa faktor. Pertama, menjamurnya produsen kendaraan listrik di Indonesia dan didukung oleh serangkaian insentif yang diberikan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, di level konsumen, pemerintah juga memberikan insentif yakni PPN ditanggung pemerintah sebesar 10 persen untuk pembelian mobil listrik, dan diskon pembelian motor listrik baru sebesar Rp 7 juta per unit.
Kondisi ini, kata Eko, sudah mulai diantisipasi oleh Pertamina yang bisnis intinya adalah menjajakan BBM berbasis fosil, yakni dengan turut menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Seorang pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Jumat (4/3/2022). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
"Pertamina sebagai badan usaha yang bergerak di bidang energi, tentunya ini sudah kami sikapi sebenarnya. Mulai dari 2-3 tahun terakhir ini kita juga mulai mengembangkan atau men-support ekosistem untuk SPKLU," jelas Eko.
Eko menuturkan, sudah ada SPBU Pertamina yang memasang pengisian listrik untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen pengguna kendaraan listrik.
Tren Konsumsi BBM Tetap Tinggi
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Eko menyebutkan tren konsumsi BBM akan selalu meningkat meskipun pangsa pasar kendaraan listrik semakin besar. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah penduduk, paralel dengan jumlah pengguna kendaraan.
"Kalau tren dunia atau dari kita punya perhitungan di domestik, kebutuhan untuk bahan bakar itu sampai 2030-2035 itu trennya masih naik, karena memang populasinya masih banyak di Indonesia," jelasnya.
Eko memprediksi, setelah peningkatan konsumsi BBM terjadi hingga tahun 2035, namun setelah itu memang akan cenderung menurun karena tren kendaraan listrik diproyeksi akan mengambil alih.
"Memang dunia trennya mulai bergeser. Kalau sekarang untuk internal combustion engine itu dia sudah mulai turun, sampai 2040-2045 itu turun, tapi EV-nya memang naik," katanya.
Dengan begitu, dia memastikan Pertamina tetap akan melayani konsumen pengguna BBM ke depannya, lantaran populasi kendaraan ICE yang beredar dipastikan akan tetap tinggi.
ADVERTISEMENT
"Jadi bagi kami di Pertamina ya tetap kita melayani existing customer yang posisinya juga masih banyak dan kita masih butuh. Mereka masih butuh untuk BBM berbasis fosil, tapi juga kita mengakomodir untuk EV," pungkas Eko.