Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pertamina Disebut Impor Minyak dari Rusia, Setelah Sempat Batal di 2022
23 Juli 2024 9:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Selasa (23/7), Pertamina telah menambahkan grade minyak Rusia ke dalam daftar tender untuk membeli minyak mentah untuk kontrak September mendatang, kata tiga pedagang yang mengetahui informasi tersebut.
Tercatat Pertamina terakhir kali membeli minyak ESPO Blend dan Sokol dari Rusia lebih dari 10 tahun lalu, menurut data LSEG.
Sanksi Barat terhadap sektor energi Rusia, termasuk embargo Uni Eropa terhadap minyak dan mekanisme pembatasan harga, telah menjadikan China, India, dan Turki sebagai pembeli utama minyak Rusia.
Pertamina meminta minyak Ural Rusia bersama dengan kualitas asam Kirkuk, Jubilee, Al Shakheen dan lainnya untuk kedatangan 15-17 September untuk Kilang Cilacap.
Merespons hal tersebut, Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Hermansyah Y Nasroen mengatakan, Pertamina sejatinya dalam melakukan pembelian minyak mentah sesuai dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk ketentuan secara internasional.
ADVERTISEMENT
"Juga bila melakukan pembelian minyak mentah dari Rusia, dilakukan dengan mekanisme price cap," ungkapnya saat dikonfirmasi kumparan, Selasa (23/7).
Adapun Reuters juga menyebut, Pertamina meminta minyak Sokol diantara grade 'sweet crude' seperti Azeri BTC, El Sharara, Qua Iboe dan lainnya untuk tiba di Cilacap pada 18-20 September. Sokol akan dipasok hanya berdasarkan persyaratan CFR atau DAP (dikirim di pelabuhan), sesuai dengan tender.
Salah satu tender ditutup minggu lalu dan tender lainnya ditutup pada hari Senin, kata sumber tersebut. Hasilnya belum diumumkan.
Salah satu sumber yang mengetahui rencana Pertamina mengatakan perusahaan hanya boleh membeli minyak Rusia jika dijual berdasarkan peraturan batasan harga.
Batasan tersebut memungkinkan pengirim dan perusahaan asuransi Barat untuk berpartisipasi dalam perdagangan minyak Rusia asalkan minyak tersebut dijual dengan harga kurang dari USD 60 per barel.
Berdasarkan catatan kumparan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, sempat berencana membeli minyak mentah murah dari Rusia, diungkapkan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR 28 Maret 2022. Hal ini dilakukan setelah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modifikasi kilang Balongan rampung.
ADVERTISEMENT
Namun, Nicke mengungkapkan kalau Pertamina batal merealisasikan rencana tersebut. Dia menjelaskan saat ini stok minyak di kilang-kilang milik Pertamina dalam keadaan aman. Sehingga, rencana pembelian minyak murah dari Rusia dipastikan batal.
"Enggak jadi kita beli (minyak) dari Rusia. Karena ternyata cukup stok kita kalau kita lihat kilang-kilang kita," ujar Nicke di Pertamina Integrated Command Center, Jumat (6/5/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Nicke juga menjelaskan kalau Pertamina mulai mengerem keran impor minyak. Ia menuturkan Pertamina sedang melakukan efisiensi untuk menggenjot kinerja keuangan.
Pada saat RDP, Nicke mengatakan saat ini kilang-kilang milik Pertamina belum memiliki fleksibilitas tinggi.Sehingga hanya bisa memproses jenis minyak mentah (crude) dengan sulfur rendah yang mahal.
"Di dunia ini supply-nya enggak banyak, makanya kenapa kita (beli) dari negara tertentu seperti Aramco. Dengan revamping ini maka Balongan lebih terbuka dan fleksibel menggunakan crude apa pun," kata dia saat rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (28/3/2022).
ADVERTISEMENT
Nicke melihat ada kesempatan di tengah situasi konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, Pertamina bisa membeli minyak murah dari Rusia. Adapun kerja sama ini akan berada di tangan Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Adityawarman.
Live Update