Pertamina Duga Air Tercemar di Gunung Sindur Berasal dari Penimbunan

13 September 2023 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Riva Siahaan turut hadir melakukan peninjauan di tengah kesibukan para operator PCC 135 di Gedung Infomedia Nusantara, Kota Bandung, pada Senin (19/12/2022).  Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Riva Siahaan turut hadir melakukan peninjauan di tengah kesibukan para operator PCC 135 di Gedung Infomedia Nusantara, Kota Bandung, pada Senin (19/12/2022). Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) menduga salah satu indikasi asal pencemaran air di sumur dan pemukiman warga Kampung Nagrog, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, karena ada praktik penimbunan.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS Mulyanto bertanya kepada Pertamina terkait hasil investigasi pencemaran air saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rabu (13/9). Mulyanto menduga ada kasus penimbunan BBM yang bocor ke pemukiman warga.
Hal ini menyusul hasil pengecekan sementara oleh Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB), bahwa fenomena tersebut bukan akibat kebocoran SPBU 34.16317 yang letaknya tak jauh dari pemukiman warga.
"Maka mungkin ada dari sumber lain, apa jangan-jangan ada penimbunan di sana lalu bocor, BPH Migas dan Pertamina perlu memastikan ini dan perlu ada langkah recovery bagi lingkungan," ujarnya saat RDP, Rabu (13/9).
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menduga adanya penimbunan BBM di kawasan pencemaran tersebut, karena timnya tidak mendeteksi adanya kebocoran dari SPBU.
ADVERTISEMENT
Riva menjelaskan sejauh ini timnya masih menginvestigasi bersama tim HSSE, aparat penegak hukum, dan Puslabfor. Pihaknya juga menghentikan terlebih dahulu penyaluran BBM melalui SPBU terdekat dari pemukiman warga tersebut.
"Lalu melakukan investigasi lebih luas untuk melihat apakah ada potensi-potensi seperti yang tadi kita diskusikan bersama mengenai penimbunan, kita memang melakukannya bersama tidak hanya dengan APH tapi juga Puslabfor," jelas Riva.
Menurutnya, posisi sumur warga ternyata lebih tinggi dari penyimpanan BBM SPBU terdekat. Dia menyebutkan sejauh ini hanya satu sumur yang diindikasikan terkontaminasi dan BBM yang ditemukan juga jernih. Sehingga tidak seperti dari kebocoran atau rembesan.
"Tapi laporan terus kami monitor dan yang menjadi prioritas kami adalah keselamatan masyarakat, sehingga selain penutupan (SPBU) kami juga menjamin kebutuhan air bersih di masyarakat sekitar," tutur Riva.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, heboh pengakuan warga Kampung Nagrog, Gunung Sindur, memperlihatkan air di rumahnya tercampur BBM. Air tersebut berwarna biru, berbau menyengat seperti bensin dan mudah terbakar saat disulut api.
Setelah ditelusuri, diduga penyebab air bercampur Pertamax itu akibat adanya kebocoran penampungan BBM di bawah tanah. Lokasi SPBU dengan kawasan rumah warga memang dekat.
Pantauan di lokasi, antara jarak SPBU dan permukiman warga kurang lebih 300 meter. Sementara penampungan BBM di lokasi SPBU berada di dekat jalan raya yang berdekatan dengan permukiman warga.
Dari pendataan yang dilakukan, total ada 12 rumah warga yang airnya tercemar. Salah seorang warga, Irsyad, mengungkapkan aroma BBM di sumurnya sudah bau sejak 7 tahun lalu. Namun, dia tidak berani protes dan terpaksa menutup sumurnya karena warna air sumurnya membiru menyerupai Pertamax.
ADVERTISEMENT