Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Catat Laba Bersih Rp 1,5 T di Semester I 2024

30 Juli 2024 13:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Senin (12/2/2024). Foto: Pertamina Geothermal Energy
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Senin (12/2/2024). Foto: Pertamina Geothermal Energy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengumumkan pencapaian laba bersih pada semester I 2024 sebesar USD 96,26 juta atau setara Rp 1,57 triliun (kurs Rp 16.320 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per tanggal 30 Juni 2024, PGEO mencatatkan laba bersih USD 96,26 juta atau meningkat sebesar 3,8 persen dari USD 92,74 juta pada periode yang sama 2023. Hal tersebut berkat pendapatan keuangan yang kuat, keuntungan valas, dan penurunan beban bunga.
Laba bersih ini juga lebih tinggi dari target yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk semester I 2024 sebesar USD 59 juta.
Direktur Utama PGEO Julfi Hadi menyampaikan bahwa peningkatan laba bersih memperlihatkan komitmen perusahaan untuk beroperasi dengan efisien.
“Kami berkomitmen untuk terus mengoptimalkan sumber daya di wilayah kerja kami, sekaligus aktif mengembangkan potensi panas bumi. Langkah ini merupakan kontribusi penting tak hanya untuk kemajuan perusahaan, melainkan juga untuk mendukung pengembangan energi bersih yang selaras dengan agenda transisi energi nasional," ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
Sepanjang enam bulan pertama 2024, PGE mencatat pendapatan USD 203,77 juta, menurun sebesar 1,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 206.73 juta.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Senin (12/2/2024). Foto: Pertamina Geothermal Energy
Hal ini, kata Julfi, disebabkan produksi yang melemah akibat meningkatnya hari pemeliharaan terjadwal sepanjang semester I 2024.
Selain itu, EBITDA perusahaan turun 5,67 persen dibandingkan periode yang sama di 2023 lalu seiring kenaikan beban pokok penjualan (COGS) akibat peningkatan aktivitas pengeboran dan implementasi program Management and Employee Stock Option Program (MESOP).
Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio menambahkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dapat menghasilkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan ke depan.
"Dengan mempercepat hari pemeliharaan terjadwal, mencatatkan lebih banyak kontribusi uap dari kegiatan debottlenecking, dan pengeboran sumur make up, kami optimistis produksi perusahaan akan meningkat secara keseluruhan," kata Yurizki.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, perusahaan tahun ini telah mengalokasikan sekitar USD247 juta untuk belanja modal (capital expenditure/capex) pengembangan organik. Per 30 Juni 2024, realisasi belanja modal mencapai USD 51,96 juta dengan rincian pengembangan bisnis sebesar USD 28,87 juta untuk proyek Lumut Balai unit 1 & 2.
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Kemudian, proyek Hululais, eksplorasi Kotamabagu, eksplorasi Lahendong unit 7 & 8, serta proyek eksplorasi WK baru dan yang sudah ada, serta pengembangan non-bisnis sebesar USD 23,09 juta untuk belanja modal pemeliharaan di lokasi Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Sibayak, dan Lumut Balai.
"Kami memiliki banyak target yang perlu direalisasikan ke depannya dan kami yakin dapat mencapainya melalui dukungan sumber daya finansial yang kuat serta komitmen terhadap visi PGE untuk menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia dengan kapasitas panas bumi terbesar di dunia," tambah Yurizki.
ADVERTISEMENT
Adapun PGEO berkomitmen menjaga kinerja keuangan, memperluas bisnis dengan mengembangkan potensi sumber daya panas bumi, dan mengoptimalkan wilayah kerja untuk mencapai kapasitas pembangkitan 1 GW dalam dua tahun.