Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pertamina Klaim Berhasil Tekan Biaya Operasional 34 Persen di Blok Mahakam
4 Desember 2020 13:11 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
General Manager PHM, Agus Amperianto, mengatakan perusahaan melakukan efisiensi di lapangan yang sudah berumur tua. Meski begitu, dia menegaskan performa sumur tua masih bisa produksi.
"Opex PSC Mahakam 2019 hingga 2020 turun 34 persen secara prognosa atau realisasi opex sebesar USD 1,14 miliar di 2029 menjadi USD 750 juta di prognosa tahun ini," kata Agus dalam acara '2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas (IOG 2020)' secara virtual pada Jumat (04/12).
Untuk skema cost recovery yang digunakan di blok ini, Agus juga menyebut telah turun signifikan. Berdasarkan catatannya, cost recovery turun USD 5 per barel oil ekuivalen menjadi USD 17,9 tahun ini dibandingkan 2019 sebesar USD 22,9 per barel oil ekuivalen.
Agus mengatakan, menekan biaya operasional di Blok Mahakam menjadi tantangan yang tidak mudah. Sebab, sumur-sumur di sini sudah berumur 46 tahun dengan sifat alaminya yaitu produksi terus turun.
ADVERTISEMENT
Katanya, PHM menerima sekitar 125-150 inisiatif per tahunnya terkait analisis biaya operasi di lapangan ini demi memitigasi penurunan produksi secara masif. Hasilnya, tahun ini, biaya operasional bisa ditekan 34 persen atau USD 394 juta.
"Lapangan yang sudah masuk fase declining ini kan opex-nya justru meningkat. Satu-satunya instrumen yang bisa kita kendalikan adalah cost efisiensi agar bisa sustain. Paradoks inilah, PHM nerima tantangan untuk antisipasi dan mitigasi lapangan tua dengan skema cleopatra yaitu cost effectiveness and lean operation of mature asset," ujarnya.