Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Pertamina Luncurkan Solar Baru Rendah Sulfur, Produk Subsidi atau Nonsubsidi?
17 Juli 2024 16:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan pemerintah baru meminta Pertamina menyediakan alokasi BBM rendah sulfur tersebut terlebih dahulu.
"Saat ini Pertamina baru diminta siapkan penyediaannya saja," katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (17/7).
Saat ditanya apakah produk tersebut akan disubsidi oleh pemerintah atau menjadi produk BBM nonsubsidi, Fadjar menyebut pemerintah masih mendiskusikan skemanya.
"Untuk skemanya sepertinya masih didiskusikan di pemerintah," pungkas Fadjar.
Produk BBM baru rendah sulfur milik Pertamina rencananya akan diujicobakan secara bertahap dimulai dari 3 SPBU di Jakarta dengan spesifikasi 50 ppm. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman.
Dia menyebut, perusahaan siap mendukung rencana pemerintah untuk meluncurkan produk baru yang ramah lingkungan.
Taufik menuturkan, penyaluran produk baru tersebut akan dilakukan Subholding Commercial and Trading PT Pertamina Patra Niaga mulai dari 3 SPBU di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Nanti Patra Niaga yang untuk 17 Agustus itu kan kalau tidak salah di-assigned 3 SPBU dulu di Jakarta," ungkapnya saat ditemui di Grha Pertamina, Rabu (17/7).
Sementara pasokan BBM rendah sulfur tersebut berasal dari Refinary Unit (RU) VI atau Kilang Balongan. Dia menyebutkan, KPI akan mengalokasikan sebanyak 900 ribu barel per hari.
"Nanti ambil dari Balongan, kan Balongan sudah duluan bisa ultra low sulphur. Ya 50 ppm untuk diesel dulu, (pasokan) 900 ribu (barel) per bulan," pungkas Taufik.