Pertamina: Masa Kejayaan Lapangan Jambaran Tiung-Biru Bertahan Sampai 2035

27 Oktober 2022 19:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertamina mengungkapkan lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung-Biru (JTB) ditargetkan mengalami masa puncak produksi sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) hingga tahun 2035.
ADVERTISEMENT
General Manager PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Ruby Mulyawan, mengatakan produksi lapangan JTB akan perlahan-lahan semakin menurun setelah tahun 2035.
"(Puncak produksi) sampai kontrak kerja atau kontrak wilayah kerja ini habis di 2035 menurut profil produksi yang ada masih bertahan, 2036-2037 mulai terjadi penurunan tapi itu tidak terlalu banyak," ujarnya saat media briefing di Bojonegoro, Rabu (26/10).
Sementara itu, Kepala UPP JTB SKK Migas, Waras Budi Santosa, menambahkan plato atau masa puncak produksi Lapangan JTB sampai tahun 2035 atau 13 tahun sejak mulai berproduksi penuh di Desember 2022 ini.
"Alhamdulillah JTB ini kita masih punya plato itu sampai 2035. Kalau kita plato di 2035 di angka 192 MMSCFD, ini platonya masih bisa sampai 2035," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Waras menyebutkan pasokan gas dari Lapangan JBT masih sangat besar untuk jangka waktu yang lama, sehingga diharapkan banyak pembeli gas dan investor yang tertarik.
Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru yang berada di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur berhasil lakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS), Selasa (20/9/2022). Foto: Dok. SKK Migas
"Masih sangat signifikan, masih sangat menarik bagi para investor untuk membeli gas ini, mudah-mudahan saja akan tumbuh kawasan industri untuk mengabsorb gas ini," tuturnya.
Hal ini, lanjut dia, juga mengingat masih banyak lapangan yang berpotensi besar untuk dikembangkan di sekitar Bojonegoro, Jawa Timur. Termasuk yang sudah digarap oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
"Mudah-mudahan pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk segera men-develop lapangan-lapangan ini," pungkas Waras.
Adapun sejauh ini, proyek JTB belum berkapasitas maksimal, yaitu hanya 30 MMSCFD. Waras menargetkan lapangan ini bisa mencapai project acceptance atau berproduksi 100 persen di pertengahan Desember 2022.
ADVERTISEMENT