Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Pertamina Masih Tunggu Arahan Pemerintah Buat Tambah Impor Minyak & LPG dari AS
14 April 2025 16:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Sampai saat ini Pertamina masih menunggu arahan dan kebijakan pemerintah. Kita akan tunggu kajian dari pemerintah,” ujar VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso ditemui di Grha Pertamina, Senin (14/4).
Lebih lanjut Fajar menjelaskan, Pertamina sebenarnya sudah memiliki kerja sama untuk pengadaan minyak mentah, LPG dan LNG dengan AS.
“Besarannya untuk crude (minyak mentah) di sekitar 4 persen dari keseluruhan komposisi impor minyak mentah kita. Untuk LPG 57 persen dan mudah-mudahan nanti kita lihat bagaimana kebijakan pemerintah,” kata Fajar.
Selain menunggu kajian yang dilakukan pemerintah, Pertamina juga melakukan kajian internal untuk berbagai kemungkinan. Terkait rencana pemerintah untuk melakukan negosiasi langsung ke AS, Fajar bilang Pertamina belum mendapat arahan untuk ikut serta.
Fajar juga merespons soal turunnya harga minyak mentah secara global. Dengan kondisi ini, Fajar berharap harga BBM juga dapat ikut turun.
ADVERTISEMENT
“Kita harapkan dengan harganya turun ya tentu BBM juga bisa turun, itu harapan kita. Cuma kan ya Pertamina Patra Niaga juga punya penghitungan sendiri kan dari kurs, harga minyak mentah,” ujarnya.
Sebelumnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tengah menyiapkan strategi untuk menghadapi tekanan dagang dari Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, salah satunya dengan menambah impor produk energi dari Negeri Paman Sam.
“Akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis terkait dengan kondisi surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika yang kurang lebih sekitar USD 14 miliar sampai USD 15 miliar menurut data BPS,” ujar Bahlil kepada wartawan di Kantor ESDM, Rabu (9/4).
Dalam rangka menurunkan surplus tersebut, Bahlil mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan pembelian produk dari Amerika, termasuk di sektor energi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, LPG merupakan salah satu barang yang sudah cukup banyak diimpor dari AS, bahkan mencapai 54 persen dari total impor Indonesia. Namun, pemerintah kini mempertimbangkan untuk meningkatkan lagi volume impor tersebut.
“Nah, khususnya di sektor ESDM, memang 54 persen impor kita LPG itu dari Amerika. Dan kita tahu bahwa impor minyak kita kan cukup besar. Nah, ini yang kami lagi meng-exercise untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu komoditas yang bisa kita beli di Amerika,” katanya.