Pertamina Mau Pakai Teknologi EOR di Blok Mahakam

5 September 2019 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pertamina, Kilang Balikpapan Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
com-Pertamina, Kilang Balikpapan Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berencana menggunakan teknologi teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) di Blok Mahakam. EOR merupakan teknologi untuk menahan dan meningkatkan laju produksi dari ladang minyak dan gas yang sudah tua.
ADVERTISEMENT
General Manager PHM, John Anis, mengatakan teknologi ini sebenarnya sudah pernah diterapkan di Blok Mahakam saat masih dikelola Total E&P Indonesie di Lapangan Handil tapi tidak berjalan baik. Karena itu, saat ini perusahaan mengkaji lagi teknologi tersebut untuk diterapkan nantinya.
"Dulu sudah pernah yang kita sebut Handil and Hands Recovery cuma waktu itu belum optimal. Sekarang akan kita lakukan lagi. Kaji lagi dengan solusi yang berbeda," kata dia di ajang The 43rd Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition 2019, di JCC, Jakarta, Kamis (5/9).
Saat ini perusahaan tengah melakukan studi mengenai penerapan teknologi ini, termasuk mencari bahan kimia yang digunakan. Meski belum tahu bahan kimia yang cocok untuk EOR di Blok Mahakam, kata John tak akan jauh berbeda dengan bahan yang digunakan di Blok Rokan, memakai surfaktan.
ADVERTISEMENT
Kalau kajian sudah selesai, EOR di Blok Mahakam akan menjadi proyek percobaan di lapangan yang sama, yaitu Lapangan Handil. Jika berhasil, akan diterapkan secara masif pada lapangan yang ada di dalam Blok Mahakam.
"Kalau dulu pakai gas injection, sekarang bisa kita lihat apakah ada chemical atau apa karena teknologi kan berubah dan berkembang. Kita lagi studi sekarang. Mudah-mudahan tahun depan. Kalau berhasil, kita akan masif," lanjutnya.
Meski begitu, John belum mau mengungkapkan berapa penahanlaju produksi yang bisa dilakukan di Blok Mahakam jika nanti jadi menggunakan teknologi EOR.
PHM mulai mengelola penuh Blok Mahakam sejak dua tahun lalu setelah masa kontrak Total E&P Indonesie habis. Selain sedang studi EOR, perusahaan juga melakukan berbagai upaya optimasi operasi terus ditempuh demi mempertahankan produksi dari lapangan-lapangan tua ini.
ADVERTISEMENT
Kata John Anis, karakter reservoir di WK Mahakam sangat unik karena lokasinya yang berada di delta Sungai Mahakam, dikenal dengan deltaic system. Di WK ini, reservoir minyak dan gas berbentuk seperti ribuan kantong-kantong kecil yang tersebar di area rawa dan laut seluas lebih dari 3.000 km2, dengan kedalaman hingga 5.000 meter. Oleh sebab itu, produksi Mahakam sangat tergantung dari pengeboran sumur-sumur baru, karena reservoir-reservoir itu tidak terkoneksi satu sama lain.
Sejauh ini berbagai reservoir di main zone telah diproduksi, sehingga untuk kelanjutan WK Mahakam maka diproduksi sumur-sumur di shallow zone (zone dangkal), dan ke depan dikembangkan sumur-sumur High Pressure High Temperature (HPHT).
Para engineer di PHM, jelas John Anis, kini terus mengembangkan teknik dan metode yang aman untuk menghasilkan gas di zona-zona dangkal yang sebelumnya dinilai berbahaya untuk diproduksi, atau dinamakan Shallow Gas Development. Sejauh ini upaya tersebut mencapai tingkat keberhasilan yang baik karena telah dibor lebih dari 200 sumur di zona ini tanpa ada insiden apa pun dan gasnya dapat diproduksi.
ADVERTISEMENT
Kilang minyak milik Pertamina di unit IV Foto: REUTERS / Darren Whiteside
Ke depan, Shallow Gas Development yang telah sukses di kawasan rawa-rawa (swamp area) akan dikembangkan juga ke lapangan-lapangan yang ada di lepas pantai (offshore).
Kemudian PHM juga merencanakan penerapan metode pengeboran High Pressure High Temperature (HPHT) di lapangan Tunu pada 2020.
"Untuk itu, terus dibuat perencanaan dan arsitektur pengeboran yang khusus dan seksama, karena kegiatan pengeboran nantinya akan menghadapi tantangan tekanan reservoir yang tinggi, kurang lebih 13.000 Psia) dan suhu gas yang sangat panas sekitar 160oC," jelasnya.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengintegrasikan produksi dari sumur-sumur HPHT itu dengan fasilitas produksi yang sudah ada, karena tidak dirancang untuk produksi gas yang menggunakan teknologi HPHT. Para ahli perminyakan di PHM juga telah mengembangkan arsitektur sumur yang lebih sederhana (light architecture), sehingga mampu mempercepat pengeboran sumur-sumur baru. Sejumlah rekor pernah dicapai, yakni menyelesaikan pengeboran sumur gas dalam 3,4 hari, dan sumur minyak hanya dalam tempo 4,98 hari di Lapangan Handil.
ADVERTISEMENT
Aplikasi berbagai teknologi juga mempersingkat aktivitas pengeboran lebih dari 1,5 hari. Inovasi tersebut telah berhasil memangkas biaya operasi pengeboran.
Dalam upaya optimasi ini, tengah dikembangkan pula design platform yang lebih tepat guna (Ultra Minimalist Platform) dengan memakai struktur Zeepod atau pun Braced Monopod, yang disesuaikan dengan kebutuhan.
“Semua inovasi teknologi dalam hal pengeboran sumur itu dilakukan tanpa sedikit pun mengorbankan faktor keselamatan,“ tegas John Anis.
John Anis berharap berbagai upaya ini bisa meningkatkan produksi di Blok Mahakam. Maklum saja, berdasarkan data SKK Migas, realisasi lifting minyaknya PHM hingga semester I 2019 baru mencapai 34.680 barel per hari (bph) atau 69 persen dari target APBN 2019 sebesar 50.400 bph. Lifting gas PHM juga jauh dari target, yakni 662 MMscfd dari target 1.100 MMscfd alias cuma tercapai 60 persen.
ADVERTISEMENT
Tapi John Anis enggan mengungkapkan lebih lanjut penyebab penurunan tersebut. Menurutnya, saat ini perusahaan berusaha dulu yang terbaik bagi produksi dan lifting di blok yang pernah menjadi penyumbang migas terbesar di Indonesia.
Tahun ini, perusahaan menargetkan 118 sumur untuk dibor di Blok Mahakam. Sebanyak 80 sumur sudah dibor. Sementara tingkat produksi pada Juli 2019 adalah sebesar 700 MMscfd (wellhead), yang telah bertahan sejak Februari 2019 dan akan terus dipertahankan hingga akhir tahun.
"Intinya, kita ngebor semaksimal mungkin. Saat ini sudah 80 sumur, dari target 118 sumur. Operasi kita enggak ada masalah. Kita lakukan upaya semaksimal mungkin," jelasnya.