news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pertamina NRE Jajaki Proyek Energi Bersih dari Angin hingga Nuklir

11 Maret 2025 14:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chief Executive Officer Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis di Indonesia Pavilion COP29 di Baku, Azerbaijan (11/11/2024). Foto: PNRE
zoom-in-whitePerbesar
Chief Executive Officer Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis di Indonesia Pavilion COP29 di Baku, Azerbaijan (11/11/2024). Foto: PNRE
ADVERTISEMENT
Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) akan menjajaki proyek energi bersih lainnya di luar panas bumi. Angin dan nuklir jadi dua sumber energi yang akan dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT
CEO PNRE John Anis mengatakan karena makin luas energi bersih yang bisa digarap, perusahaan membuka banyak kerja sama dengan berbagai mitra strategis, tidak hanya dalam, tetapi juga luar negeri.
“Angin sampai Nuklir kita jajaki, berbagai potensi energi bersih kita gali. Selagi satu visi. Potensi kerja sama tentu akan kita lakukan," katanya kepada media di Jakarta, Senin (10/3).
Berbagai proyek masa depan yang akan menjadi fokus utama perusahaan dalam mendukung energi hijau di Indonesia. Salah satu proyek yang akan dikembangkan adalah ekspansi energi panas bumi (geothermal), seperti di Lumut Balai, Sumatera Selatan, Lampung, dan Sulawesi Utara serta berbagai inovasi dari pemanfaatan panas bumi yang menjadi salah satu fokus Pertamina NRE lewat anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
ADVERTISEMENT
"Pengembangan energi panas bumi menjadi prioritas utama kami karena Indonesia memiliki potensi besar di sektor ini," jelasnya.
Pemanfaatan panas bumi dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam penyediaan energi bersih di Tanah Air. Karena itu, perusahaan akan terus menjajaki berbagai peluang kerja sama guna mempercepat pengembangan proyek ini.
PLTP Kamojang yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Foto: Dok PGE
Selain panas bumi, Pertamina NRE juga berencana menggarap proyek Flare Gas To Power. Proyek ini akan dijalankan bersama dengan PT Kilang Pertamina Internasional untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas suar dari kilang. Dengan demikian, energi yang selama ini terbuang dapat dikonversi menjadi listrik, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk operasional kilang maupun keperluan lainnya.
John menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon perusahaan. "Kami ingin memastikan bahwa setiap sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan optimal, sehingga tidak ada energi yang terbuang sia-sia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menegaskan bahwa proyek ini selaras dengan visi Pertamina untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi di Indonesia.
Mendukung Net Zero Emission 2060, Pertamina NRE juga terus mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia. Setelah menginisisasi perdagangan karbon di tahun 2023 Pertamina NRE akan mengoptimalkan pemanfaatan kredit karbon dari berbagai proyek energi terbarukan, termasuk panas bumi, solar PV, dan biomassa.
Dengan skema ini, Pertamina NRE dapat menjual kredit karbon kepada perusahaan yang membutuhkan kompensasi atas emisi yang mereka hasilkan, sehingga membantu menyeimbangkan emisi nasional dan mendorong investasi di sektor energi hijau.
"Kami ingin berkontribusi dalam pengurangan emisi dengan memanfaatkan potensi besar Indonesia dalam energi bersih serta memastikan ekosistem perdagangan karbon yang transparan dan berkelanjutan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Melalui berbagai proyek dan inisiatif tersebut, Pertamina NRE terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi berkelanjutan. Keberhasilan dalam menjaga keselamatan kerja serta peningkatan produksi listrik menjadi indikator positif bagi keberlanjutan perusahaan ke depan.
John juga menyampaikan pencapaian kinerja operasional serta berbagai rencana Pertamina NRE Group ke depan. Sepanjang periode 2024 perusahaan berhasil mencatatkan kinerja yang positif serta secara aspek keamanan sangat baik, tanpa adanya kecelakaan kerja.