Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) menyatakan kebutuhan modal investasi (capital expenditure) hingga 2024 untuk banyak proyek strategis. Pendanaan ini akan dicari melalui berbagai sumber, paling banyak dari luar perusahaan seperti utang hingga pasar modal.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan dari total modal investasi yang dibutuhkan, paling mendominasi untuk membiayai proyek di sektor hulu atau upstream sebanyak USD 64 miliar.
"Dari sisi rencana investasi, kalau dilihat dari USD 92 miliar sampai 2024, sektor hulu masih mendominasi 63 persen," kata dia dalam acara 'Prospek BUMN 2021 sebagai Lokomotif PEN dan Sovereign Wealth Fund', Kamis (4/3).
Dari porsi USD 64 miliar di hulu, kurang lebih akan digunakan untuk aksi merger dan akuisisi USD 45 miliar. Namun, bisa juga diperluas investasi eksplorasi.
Masih di sektor hulu, akan digunakan juga untuk sejumlah aksi building development organik. Salah satunya, mengatasi menggenjot produksi minyak dan gas yang sebagian besar berada di sumur tua.
ADVERTISEMENT
Di tengah (midstream), Pertamina membutuhkan modal hingga USD 20 miliar. Rinciannya, USD 18 miliar untuk pembangunan kilang baru dan mengembangkan kilang lama agar bisa memproduksi BBM bersih dan industri petrokimia.
"Karena dua ini yang menyebabkan account deficit melebar. Jadi kita fokus ini untuk memproduksi barang substitusi impor," terangnya.
Sisanya, USD 2 miliar akan digunakan di sisi hilir seperti distribusi BBM dan saluran gas khususnya di wilayah Indonesia Timur. Lalu energi baru dan terbarukan dan pembangkit listrik USD 8 miliar.
"Ini semua pertamina sangat terbuka untuk kerja sama, baik yang bawa teknologi atau pengetahuan. Karena kalau sudah onstream (beroperasi) ini ada beberapa proyek yang high return tapi potensi pasarnya belum ada," terangnya.
ADVERTISEMENT