Pertamina, Petronas, dan Petrochina Joint Study Potensi Migas Jumbo di Buton

23 Juli 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pekerja Pertamina EP Papua Field memeriksa fasilitas di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja Pertamina EP Papua Field memeriksa fasilitas di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui pelaksanaan joint study potensi minyak dan gas bumi (migas) jumbo di lepas pantai Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, oleh Pertamina, Petronas, dan Petrochina.
ADVERTISEMENT
Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dadan Kusdiana menyampaikan, saat ini terdapat berbagai peluang besar peningkatan produksi minyak bumi. Pertama, peningkatan produksi minyak bumi dari lapangan lepas pantai Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dengan total potensi awal lebih dari 1 miliar barel minyak.
"Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas sudah menyetujui pelaksanaan Joint Study Area Buton kepada Pertamina, Petrochina, dan Petronas. Upaya yang kita lakukan saat ini adalah mempercepat penyelesaian Joint Study, supaya nantinya area tersebut bisa segera dilakukan direct offer dan dikembangkan," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (23/7).
Dadan menegaskan Kementerian ESDM berkomitmen menjalankan berbagai upaya untuk menjaga produksi komoditas migas, meski tengah dihadapkan dengan berbagai tantangan operasi produksi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (6/10/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Selain joint study di Buton, upaya kedua adalah peningkatan recovery factor, bermitra dengan Perusahaan Migas dari China. Dadan mengatakan, setelah kunjungan kerja Menteri ESDM Arifin Tasrif ke China, banyak perusahaan China yang berdatangan untuk upaya peningkatan Recovery Factor, seperti CNPC, CNOOC dan Sinopec.
ADVERTISEMENT
"Contohnya Sinopec, mereka menurunkan team specialist. Dari 16 area yg ditawarkan Pertamina Hulu Energi (PHE), sudah dipilih lima area, yaitu Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak dan Zulu," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengungkapkan terdapat penemuan potensi cadangan minyak di lepas pantai (offshore) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dengan total potensi sebesar 5 miliar barel minyak.
"Satu lagi berprospek di Buton, offshore Sulawesi Tenggara. Minyak kita itu Pertamina di waktu 2019-2020 kita ada geosesmik, itu salah satunya menemukan mapping itu," ungkap Arifin saat Halal bi Halal bersama media, Jumat (19/4).
Penemuan ini, kata Arifin, akan dikembangkan oleh PT Pertamina (Persero) berdasarkan kajian geosesmik yang dilakukan pada rentang 2019-2020. Dia berharap, 20 persen dari total potensi itu setidaknya bisa dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT
"Kita lagi dorong Pertamina untuk segera men-develop lapangan di Buton, minyaknya berat tapi jumlahnya gede potensinya bisa 5 miliar. Kalau bisa ambil 20 persen saja itu 1 miliar barel," tuturnya.