Pertamina, PLN, Pupuk Indonesia Teken Kerja Sama Ciptakan Kawasan Industri Hijau

23 Februari 2022 15:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Pusat Pertamina di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Pusat Pertamina di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Tiga BUMN raksasa menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mewujudkan Green Industry Cluster atau klaster industri hijau untuk penyediaan energi melalui pengembangan green hidrogen dan green amonia. Ketiganya adalah PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Pupuk Indonesia (Persero).
ADVERTISEMENT
Kerja sama tersebut seiring dengan komitmen menurunkan emisi karbon dan mendorong akselerasi transisi energi dari fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT). Hal ini juga untuk mengatasi kendala berlebihnya pasokan listrik yang dialami PLN.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan dengan kerja sama tiga BUMN dengan total penjualan Rp 1.200 triliun di tahun lalu ini bisa direalisasikan dengan baik untuk membangun kawasan industri hijau.
"Ini bisa memanfaatkan kawasan industri Pupuk Indonesia, Kujang, Iskandar Muda, Sriwijaya, dan Kalimantan Timur, empat kawasan sentra produksi amonia. Lalu kita bisa kembangkan untuk green dan blue amonia, termasuk di reservoir yang mengalami penurunan produksi," ujarnya saat Penandatanganan MoU Green Industry, Rabu (23/2).
Pahala menjelaskan, kelebihan energi listrik dari PLN bisa dikelola menjadi hidrogen yang ramah, sehingga bisa menghasilkan energi yang lebih bersih dan bisa dimanfaatkan untuk operasional pabrik maupun kilang-kilang.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menjelaskan dalam jangka menengah, pihaknya akan bekerja sama dengan Pertamina memanfaatkan sumur non produktif untuk produksi green dan blue amonia.
"Terutama di Lhokseumawe dan Cilamaya, banyak sumur gas yang sudah mulai decline (produksinya turun). Nah, saya rasa ini bisa dicoba untuk injeksikan CO2 (karbon dioksida), jadi kita bisa mulai menghasilkan blue amonia," jelas Bakir.
Kantor Pupuk Indonesia. Foto: PT Pupuk Indonesia (Persero)
Selain itu, Pupuk Indonesia juga telah melaksanakan kerja sama membangun pilot power plant dengan Jepang di Kawasan Industri Kujang untuk membangun pabrik blue amonia menggunakan teknik hidrolisis. Nantinya, pabrik akan terintegrasi dengan PLN.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan kerja sama penggunaan energi dari green hidrogen dan amonia ini sudah dimulai di PLTP Ulubelu, Kilang Plaju, Dumai, dan Cilacap.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kerja sama ini akan diperluas ke kawasan-kawasan industri lain, seperti di Jawa Barat yang memiliki sumber EBT yang melimpah, maupun sampai ke Aceh dan Kalimantan Timur.
"Kita sudah melakukan green hydrogen di PLTP Ulubelu. Lalu Plaju dan Cilacap sudah di-supply blue hydrogen. Dumai untuk biofuel maka ini juga sudah ada blue hydrogen-nya," kata Nicke.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan kerja sama lain yang bisa dilakukan dalam kolaborasi ini adalah pengembangan teknologi Carbon Capture, Utilizaton, and Storage (CCUS) dengan Pertamina untuk menampung kelebihan pasokan listrik PLN.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memberikan keterangan pers di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (6/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Di Jawa akhir tahun ada 6 gigawatt, tapi demand hanya 800 megawatt, kelihatan ada kelebihan 5 gigawatt. Kita bisa menyambungkan dengan energy storage system untuk bisa menyimpan dan mendistribusikan ini dengan harga yang affordable (terjangkau)," jelas Darmawan.
ADVERTISEMENT