news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pertamina Prediksi Konsumsi LPG 3 Kg Naik Jadi 7,22 Juta Ton di 2020

28 November 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-LPG 3 KG Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
com-LPG 3 KG Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) memprediksi konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram bersubsidi bakal mengalami kenaikan menjadi 7,22 juta ton pada 2020. Angka ini naik dari target tahun ini yang sebesar 6,5 juta ton.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, target tahun depan naik signifikan karena ada program konversi BBM ke LPG di beberapa daerah di Indonesia sejak 2017.
"Khususnya di Indonesia bagian tengah untuk nelayan dan petani. Prognosa 2020 kami perkirakan mencapai 7,22 juta metrik ton,” kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/11).
Sedangkan untuk konsumsi tahun ini, Nicke menyebutkan bakal melebihi kuota dari target APBN 2019, yaitu dari 6,5 juta ton menjadi 6,9 juta ton. Kata Nicke, sejak Pertamina mendapatkan penugasan konversi mulai 2017, konsumsi LPG 3 kg selalu bengkak.
"Jika dilihat konsumsinya ada sedikit peningkatan 4-6 persen. Misalnya realisasi 2017 sekitar 6 juta ton, pada 2018 naik menjadi 6,35 juta ton atau naik 3,18 persen, dan prognosa 2019 6,9 juta ton," kata dia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya LPG, konsumsi BBM Solar bersubsidi juga bakal melonjak tajam pada 2020. Konsumsi tahun ini pun bengkak lantaran kuota 14,5 juta kiloliter sudah habis per November 2019.
Nicke mengatakan, prognosa BBM Solar subsidi tahun depan mencapai 17 juta KL. Angka ini lebih besar dari kuota yang telah diketok dalam APBN 2020 yakni 15,36 juta KL.
Nicke juga memprediksi bakal ada peningkatan pada konsumsi BBM Premium hingga akhir tahun. Tahun ini, APBN mengetok jatah penyaluran BBM Premium 11 juta KL, tapi kemungkinan ada kenaikan 1 juta KL.
Penambahan tersebut, katanya terjadi karena sejak 28 Mei 2018, Pertamina harus menambah pasokan Premium di 571 SPBU yang membuat permintaan meningkat.
"Inilah yang jadi dasar kenapa prognosa 2019 lebih tinggi dibanding 2018. Jadi kalau kita lihat prognosa Premium di 2019 yaitu 12 juta KL, lebih tinggi dari kuota yang diberikan yaitu 11 juta KL," jelas Nicke.
ADVERTISEMENT