Pertamina Shipping (PIS) Mau IPO di 2025, Targetnya Lebih Besar dari PGE

Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi dalam media gathering di Rumah Imam Bonjol, Jakarta, Jumat (6/4) malam. Foto: Ema Fitriyani/kumparan

PT Pertamina International Shipping (PIS), subholding dari Pertamina group berencana untuk melantai di bursa saham Indonesia alias Initial Public Offering (IPO). Rencananya pada 2025.

Direktur Operasi PIS, Brilian Perdana, berharap IPO PIS bisa mendapatkan dana segar yang lebih besar dari PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE). PGE IPO pada Februari 2023 dan berhasil meraup dana segar lebih dari Rp 9 triliun.

"Mudah-mudahan lebih besar, makanya kita lakukan bertahap. Kita kembangkan bisnisnya dulu saat ini, baru kita sampaikan valuasinya," ujar dia dalam media gathering di Jakarta, Jumat (7/4) malam.

Karena target dana segar yang dikejar besar, Brilian bilang PIS bakal menaikkan pendapatan perusahaan agar valuasinya besar. Saat ini valuasi perusahaan baru USD 2 miliar dan targetnya di 2025 bisa naik hingga USD 5 miliar.

Kapal tanker raksasa kedua milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Foto: Dok. Pertamina

Untuk itu, perusahaan tak hanya berbisnis di pengiriman BBM dan LPG, tapi juga mencari bisnis yang lain dan menambah mitra baru yaitu NYK Group. Perusahaan global ini menggengam 1 persen saham PIS sejak Desember 2022.

"Saat ini sedang disusun road mapnya dan keseriusan PIS untuk cari strategic partner. Dan tahun lalu yaitu NYK itu adalah langkah awal PIS menuju IPO di 2025," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirut PIS Yoki Firnandi menjelaskan saat ini PIS mengelola lebih dari 100 pelabuhan Pertamina group. Pengelolaan dilakukan anak usaha PIS, PT Pertamina Trans Kontinental (PTK). Dari sisi logistik, perusahaan juga mengelola 6 terminal BBM.

Direktur Operasi PIS, Brilian Perdana, di Jakarta. Dok Ema Fitriyani

PIS juga operator di 357 kapal dengan rinciannya 96 kapal milik sendiri dan 261 kapal sewa. Juga 425 marine services dan kapal untuk offshore, distribusi 157 juta kiloliter kargo di dalam dan luar negeri, dan 22 rute internasional untuk distribusi energi.

"Jadi kami cukup aktif kembangkan bisnis di luar Pertamina baik di dalam dan luar negeri. Kalau bisnis di dalam (grup Pertamina) itu konsolidasi aja. Tapi kalau bisnis ke luar itu ada income tambahan. Ini yang kita dorong," ujarnya.