Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Pertamina Siap Buka Lebar Proyek Kilang buat Investor Asing
29 November 2018 21:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina Heru Setiawan bahkan mengatakan, pihaknya tak memaksakan diri untuk menjadi pemegang saham mayoritas dalam proyek kilang. Investor asing boleh saja menguasai kepemilikan sampai 99 persen.
Kata dia, kehadiran investor asing bagus bagi perusahaan. Yang penting kilang terbangun dan impor BBM dapat ditekan.
“Enggak apa-apa, kita sambut baik. Ada partisipan dari luar, bagus. Yang penting kita kurangi impor,” kata dia saat ditemui di Pertamina Energy Forum di Jakarta, Kamis (29/11).
Selain bisa mengurangi impor BBM, keterlibatan asing secara mayoritas juga bisa tidak masalah bagi Heru asal ketahanan energi bisa terjaga di dalam negeri.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, proyek kilang Pertamina selama ini berjalan lamban. Padahal, kilang-kilang ini harus dikebut untuk meningkatkan kapasitas produksi BBM di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Untuk mempercepat proyek-proyek kilang itu, Djoko meminta Pertamina membuka diri selebar-lebarnya untuk bermitra dengan investor asing.
Djoko menegaskan, membangun kilang minyak bukan hal yang mudah. Perlu dana besar dan teknologi yang bagus. Dengan menggandeng investor asing, beban keuangan yang ditanggung Pertamina jadi lebih ringan, teknologi juga bisa diperoleh.
Bahkan, Djoko memperbolehkan BUMN perminyakan ini menjadi pemegang saham minoritas dalam kerja samanya dengan asing demi bisa membangun kilang minyak.
"Bahkan sampai mungkin share-nya (asing) 99 persen enggak apa-apa, (bakal) disetujui saja. Yang penting terealisasi karena kita impor BBM (besar). Misalnya Pertamina 50 persen, anggarannya Rp 100 triliun, kalau tidak punya Rp 50 triliun, ya sudah 10 persen saja. Kan bangun kilang butuh uang," tegas dia.
ADVERTISEMENT