Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) menargetkan penutupan sumber kebocoran di Lapangan YY yang dikelola Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) di Karawang, Jawa Barat pada 8 Oktober 2019. Saat ini perusahaan masih terus melakukan relief well untuk menutup sumber kebocoran.
ADVERTISEMENT
Komandan Insiden Pertamina Taufik Adityawarman mengatakan, hingga hari ini relief well yang sudah dilakukan mencapai 8.640 feet. Dia berharap, penyelesaian penutupan sumur lebih cepat dari target 8 Oktober 2019
"Insyaallah lebih cepat. Target 8 Oktober kan, tapi mudah-mudahan bisa lebih cepat. Tapi tanggal pastinya enggak bisa bilang karena dinamis," kata dia saat ditemui di The 43rd IPA Convention and Exhibition 2019 di JCC, Jakarta, Jumat (6/9).
Sejak kebocoran pertama kali terjadi yakni 16 Agustus 2019 lalu hingga hari ini, kata Taufik, ada 21 ribu barel minyak yang sudah dibersihkan atau setara 3,35 juta liter minyak mentah. Jumlah ini mencakup di laut dan pantai dekat pemukiman warga.
Limbah dikumpulkan Pertamina bersama warga menggunakan plastik. Lalu dibawa ke Marunda, Jakarta. Hingga saat ini terkumpul 3,77 juta plastik seberat 16,2 juta kg. Taufik mengklaim semburan sudah berkurang jauh.
ADVERTISEMENT
"Kalau visual sih begitu karena tiap hari enggak sama, sebab karakteristik reservoir enggak sama," ucapnya.
Meski ada tumpahan minyak, Taufik mengatakan bahwa hingga saat ini nelayan di sekitar lapangan YY masih bisa melaut di area yang bukan dekat semburan. "Kalau (nelayan mencari) daerah ikan bisa di lepas pantainya di daerah timur. Lapangan YY kan daerah baru. Jadi orang masih bisa nyari ikan. Masih normal," ujarnya.
Selain terus menajak rig ke sumber bocoran, perusahaan juga masih menghitung biaya ganti rugi untuk warga terdampak. Perusahaan menargetkan perhitungan ganti rugi selesai dalam dua minggu ke depan. Pertamina bekerja sama dengan beberapa instansi untuk menghitung nilai kerugian untuk warga.
"Formulanya belum, IPB (Institut Pertanian Bogor) lagi kejar. Mudah-mudahan dalam dua minggu ke depan (selesai kajiannya)," tuturnya.
ADVERTISEMENT