Pertanian Berkelanjutan hingga Pembiayaan Dinilai Bisa Tingkatkan Produktivitas

12 September 2023 19:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamarunang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (16/6/2022). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamarunang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (16/6/2022). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sistem pertanian berkelanjutan hingga pembiayaan dinilai ampuh untuk meningkatkan produktivitas pertanian di tengah perubahan iklim. Perusahaan pertanian, PT Pandawa Agri Indonesia (PAI), melaporkan berbagai hal tersebut mampu memberikan dampak positif bagi petani. Head of Smallholders Initiative PAI, Faris Nurmianto, mengatakan bahwa sejak 2021 sudah dari 400 petani bergabung dalam ekosistem PAI, dengan total lahan lebih dari 340 hektare.
ADVERTISEMENT
“Jika dibandingkan dengan metode pertanian konvensional, metode pertanian kami yang berfokus pada pertanian berkelanjutan menghasilkan tingkat produktivitas 25 persen lebih tinggi, sehingga semakin meningkatkan stabilitas keuangan petani dan kesejahteraan mereka,” kata Faris dalam keterangannya, Selasa (12/9).
Faris mengatakan, peningkatan produktivitas pertanian dan pendapatan petani juga turut diiringi dengan peningkatan kualitas lingkungan. Hal ini dilihat dari peningkatan kondisi kesehatan tanah pada lahan pertanian mereka.
“Pada musim tanam pertama di tahun ini, contohnya, curah hujan sangat tinggi dan serangan hama penyakit meningkat dari musim sebelumnya. Namun, rata-rata produktivitas petani kami meningkat hingga di angka 5,3 ton per hektare, di atas nilai rata-rata produktivitas nasional," jelasnya.
Sementara itu, Atika Benedikta, Investment Director Angin Rabo Foundation di Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyalurkan pembiayaan kepada petani binaan PAI senilai Rp 6,6 miliar. Menurutnya, pembiayaan tersebut dapat membantu petani kecil dalam menerapkan praktik pertanian berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
"Kolaborasi dengan PAI ini memungkinkan kami untuk dapat memperluas dampak kami ke wilayah pedesaan dengan layanan finansial terbatas, sehingga pada akhirnya akan mendorong inklusi keuangan bagi petani di daerah terpencil," kata dia.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian global akibat sejumlah krisis, maka sejumlah pihak perlu berperan aktif untuk meningkatkan produksi sektor pertanian.
"Pemerintah harus terus mengambil langkah-langkah konkret dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan cara meningkatkan produksi dan memasifkan konsumsi pangan lokal serta mengenalkan ke negara lain sebagai komoditas ekspor," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Minggu (10/9).
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ia mengatakan, sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan petani hutan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembangunan infrastruktur. Adapun infrastrukturnya mencakup seperti, bendungan untuk penyediaan air, pembangunan sarana transportasi untuk mengurangi logistic cost, pemanfaatan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan lingkungan, dan penerapan pertanian cerdas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga telah mengucurkan kredit usaha rakyat (KUR) di sektor pertanian. Pemerintah mencatat, realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 126,3 triliun per Juli 2023. Realisasi ini disalurkan kepada 2,3 juta debitur.
Airlangga mengatakan, pihaknya akan memantau perlunya perubahan plafon KUR yang bergantung pada indikator subsidi bunga. Salah satu sektor yang kemungkinan akan ditingkatkan adalah sektor pertanian yang tercatat tahun lalu Rp 70 triliun hingga saat ini akan terus ditingkatkan.
“Kalau KUR sifatnya terbuka. Jadi tahun kemarin misalnya sektor pertanian Rp 70 triliun dan tahun ini akan terus ditingkatkan. Plafon sampai saat sekarang adalah ditentukan oleh subsidi bunga yang misalnya kira-kira Rp 40 triliun, sehingga angkanya itu sekitar Rp 290 triliun untuk tahun ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT