news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pertanian RI Butuh Investasi Rp 802,5 T, Kementan Gandeng Pengusaha

10 Maret 2025 14:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie di Kantor Kementan, Senin (10/3/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie di Kantor Kementan, Senin (10/3/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk memperkuat ekosistem pertanian. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.
ADVERTISEMENT
Amran melihat selama ini banyak pengusaha anggota Kadin Indonesia yang membantu berbagai program Kementan secara suntikan modal, hanya saja belum bekerja sama secara organisasi.
“Nah kami butuh bantuan Pak Ketua Umum kita kolaborasi, cetak sawah itu, mana tahu, dia agak kesulitan, karena ada 200 ribu (hektare lahan), bisa 300 ribu hektare, kemudian oplahnya (optimalisasi lahan) 500 ribu hektare, jadi 800 ribu hektare, dan ini tidak mudah anggarannya ini, kemudian irigasi, ada 2 juta hektare,” kata Amran di Kantornya, Senin (10/3).
Amran menuturkan dengan MoU yang telah disepakati, Kementan dan Kadin akan segera mengakselerasi berbagai program, mulai dari cetak sawah, optimalisasi sawah, hilirisasi produk pertanian, investasi di sektor pertanian, serta pengembangan komoditas kelapa, tebu, singkong, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kami kolaborasi semua sektor mulai hari ini karena sudah tanda tangan MoU. Anggaran stimulan APBN ada untuk cetak sawah dan optimalisasi lahan yang sudah bisa dikerjakan sekarang,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini Amran juga membeberkan perhitungan kebutuhan investasi, penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah komoditas pertanian. Dalam data paparan dijelaskan, untuk menyerap sebanyak 6,2 juta orang tenaga kerja, dibutuhkan suntikan modal sebesar Rp 802,56 triliun.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan keterangan kepada wartawan usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO

Rincian Proyek Pertanian Prabowo

Secara rinci, meliputi komoditas bawang putih dengan luas lahan 100 ribu hektare (ha) , investasi Rp 26,83 triliun, penyerapan tenaga kerja 399.724 orang dan nilai tambah sebesar Rp 134,64 triliun.
Lalu peternakan terintegrasi untuk 10 cluster, investasinya sebesar Rp 2,82 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 7.510 orang dan nilai tambah sebesar Rp 11,34 triliun.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk komoditas singkong luas area lahan sebesar 300.000 ha dengan investasi sebesar Rp 4,23 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.687 orang dengan nilai tambah sebesar Rp 165,19 triliun
Lalu komoditas kelapa sawit dengan luas area 2 juta ha lahan, kebutuhan investasi sebesar Rp 321,13 triliun yang bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 1,45 juta orang dengan nilai tambah sekitar Rp 944,42 triliun
Selanjutnya untuk komoditas kelapa dalam luas area lahan sebesar 300.000 ha dengan investasi sebesar Rp 97,69 triliun, penyerapan tenaga kerja 1,1 juta orang dan nilai tambah sebesar Rp 388,04 triliun
Kemudian komoditas tebu dengan luas lahan sebesar 300.000 ha, kebutuhan investasi sebesar Rp 77,93 triliun total penyerapan kerja sebanyak 804.86.000 orang dengan nilai tambah sebesar Rp 1.028,21 triliun
ADVERTISEMENT
Selanjutnya komoditas aren dengan luas lahan 300.000 ha kebutuhan investasi mencapai Rp 79,57 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 302.842 dan nilai tambah sebesar Rp 423,3 triliun
Lalu komoditas kopi dengan luas area lahan sebesar 500.000 ha dengan kebutuhan investasi Rp 75,13 triliun dan penyerapan tenaga kerja mencapai 842.340 nilai tambah Rp 257,08 triliun
Kemudian komoditas kakao dengan luas area 500.000 ha, kebutuhan investasi mencapai Rp 54,74 triliun dengan penyerapan tenaga kerja 848 920 orang dan nilai tambah Rp 260,24 triliun
Komoditas mete seluas 100.000 ha dengan investasi sebesar Rp 43,39 triliun dengan penyerapan tenaga kerja 367.010 dan nilai tambah mencapai Rp 274,95 triliun
Kebun kakao di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Terakhir komoditas lada dengan luas lahan 100.000 ha kebutuhan investasi mencapai Rp 18,19 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 80.382 orang dan nilai tambah Rp 253,81 triliun.
ADVERTISEMENT
Secara total inovasi yang dibutuhkan adalah Rp 802,56 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 6,22 juta orang dan nilai tambah mencapai Rp 4.178,64 triliun.
“Nah ini disiapkan yang 7 sampai aren itu lahannya disiapkan pemerintah, tapi rencananya milik negara, saya tidak tahu nanti, apakah ini bisa sharing dengan swasta, atau swasta ikut mengambil bagian, kalau saran saya sebenarnya, swasta ikut ambil bagian, supaya APBN, jangan terkuras,” tuturnya.

Kadin Siap Bantu

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, menuturkan kesiapan Kadin untuk berkolaborasi dengan Kementan. Dia menekankan pentingnya kerja sama erat antara dunia usaha dan pemerintah salah satunya untuk ketahanan pangan.
“Salah satu fokus utama kami adalah mendukung ekosistem pertanian, sebagaimana tertuang dalam MoU ini, kami ingin memperkuat teknologi, meningkatkan kapasitas SDM, dan membuka akses pasar internasional bagi produk pertanian Indonesia,” jelasnya dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi antara Kementan dan Kadin diharapkan mampu mempercepat pembangunan sektor pertanian guna mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Dengan sektor pertanian yang semakin berkembang diharapkan dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.