Pertemuan Trump-Xi Jinping di G20 Diharapkan Bisa Redam Perang Dagang

28 November 2018 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia mengharapkan ada angin segar pada pertemuan G20 di Argentina hari ini, khususnya terkait perang dagang antara AS dan China.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pihaknya berharap pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bisa membawa dampak positf untuk perdagangan global. Sebab, jika kedua negara tersebut membaik, hal ini juga akan mempengaruhi perdagangan Indonesia.
Adapun Presiden Trump dijadwalkan akan bertemu dengan Xi pada Jumat pekan ini di G20 Argentina. Pertemuan keduanya memang untuk membahas perang dagang yang terjadi pada kedua negara tersebut.
"Hari ini G20 sedang berlangsung di Argentina. Kalau Presiden Trump bisa komunikasi duduk dengan Xi Jinping, akan ada moderasi, akan ada solusi dari perang dagang," ujar Darmin dalam seminar nasional terkait perang dagang di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/11).
Dia menilai, akibat perang dagang ini, pertumbuhan ekonomi AS dan China mulai mengalami perlambatan. Akibatanya, harga komoditas unggulan Indonesia pun jatuh.
Komisioner Ekonomi Eropa dan Urusan Keuangan Pierre Moscovici saat tiba dipertemuan G20, Argentina. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner Ekonomi Eropa dan Urusan Keuangan Pierre Moscovici saat tiba dipertemuan G20, Argentina. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
"Sehingga apa yang terjadi pada mereka, mesti diturunkan ke kita. Jadi kalau dia perang dagang, terpaksa kurangi produksi dari beberpa jenis industri, yang kemudian bahan bakunya dari Indoensia ya kena. Itu yang lebih sebagai second round effect," katanya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu optimistis fundamental ekonomi domestik masih akan kuat menghadapi tekanan. Meskipun pihaknya melihat masih ada penyakit defisit transaksi berjalan (CAD) yang memberikan tekanan pada perekonomian.
"Kita coba lihat bahwa penyakit ekonomi kita sejak orde baru, transaksi berjalannya itu kalau ekonomi cepat meningkat, dia defisitnya atau guncangan di dunia pasti defisit meningkat," kata dia.
Menurutnya, penyakit CAD itu setidaknya bisa dikurangi dengan meningkatkan neraca modal dan finansial, yakni dari investasi asing. Darmin bilang, salah satu cara yang telah dilakukan pemerintah untuk mendorong modal dan finansial adalah dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke-16, yakni berupa devisa hasil ekspor (DHE), insentif perpajakan atau tax holiday, serta revisi daftar negatif investasi (DNI).
ADVERTISEMENT
"Nah ini, kita perlu perbaiki transaksi modal dan finansial agar apa? Supaya defisit transaksi berjalannya bisa ya sedikit berkurang lah," tambahnya.