Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Minus 1,1 Persen, Kemenkeu Tetap Klaim Prestasi

29 Agustus 2020 13:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga beraktivitas di rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Warga beraktivitas di rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Akibat pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan bakal minus atau terkontraksi sepanjang 2020. Termasuk juga Indonesia. Pemerintah memprediksi sepanjang 2020 ekonomi akan tumbuh sebesar minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah cukup optimistis memasang angka tersebut. Bahkan jika nantinya pertumbuhan ekonomi harus minus 1,1 persen, maka angka tersebut tetap dianggap sebagai sebuah prestasi.
“Kita lihat kalau bisa minus 1,1 persen itu prestasi sekali di 2020 dalam konteks sekarang,” ungkap Febrio dalam Webinar APBN Sebagai Sarana Pemulihan Ekonomi Nasional, Sabtu (29/8).
Febrio Kacaribu saat dilantik sebagai Kepala BKF oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Jumat (3/4). Foto: Dok. Kemenkeu RI
Masih dianggap sebagai prestasi karena menurut Febrio negara-negara lain pun menghadapi kondisi yang sama bahkan lebih buruk. Adapun menurut Febrio pertumbuhan ekonomi global juga diprediksi bakal terkontraksi di kisaran minus 3 persen.
“Seluruh dunia akan minus 3 persen tahun 2020, seluruh dunia 90 persen lebih, mungkin 95 persen akan terkontraksi ekonominya. Jadi enggak ada yang enggak kontraksi pada 2020,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, beratnya kondisi ekonomi global ini tidak terlepas dari perkembangan wabah COVID-19 yang belum menunjukkan perbaikan. Data kasus positif masih terus naik sehingga aktivitas ekonomi belum bisa pulih sepenuhnya.
“Kita sekarang sudah di bulan akhir Agustus ini menjadi waktu kita semakin terbatas. Di dunia belum ada tanda-tanda perbaikan perkembangannya masih luar biasa menakutkan,” tandasnya.