Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pertumbuhan Ekonomi Global Diprediksi Terganggu Era Trump, Ekspor RI Bisa Turun
7 Desember 2024 18:16 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD ) memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia akan terganggu saat Donald Trump resmi memimpin Amerika Serikat. Kebijakan Trump yang kerap kali menaikkan tarif tinggi terhadap barang impor disebut jadi salah satu penyebabnya.r
ADVERTISEMENT
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet, juga meyakini hal senada. Terpilih kembalinya Trump bakal mempengaruhi kinera perdagangan.
“Track record dari kepemimpinan Presiden Trump memang tidak begitu baik. Pada kepemimpinan sebelumnya, Trump kerap kali menerapkan tarif yang relatif tinggi untuk barang-barang impor yang masuk ke Amerika Serikat sehingga ini kemudian mempengaruhi kinerja dagang negara-negara perdagangan mereka termasuk di dalamnya China,” lanjutnya.
Yusuf menjelaskan, ketika kinerja perdagangan China mengalami distorsi maka hal tersebut dapat mempengaruhi perekonomian global karena China merupakan negara yang punya hubungan dagang dengan banyak negara termasuk Indonesia. Hal ini disebut Yusuf juga dapat berpotensi melambatkan ekspor dari Indonesia ke China.
“Jadi potensi melambatnya ekspor dari Indonesia ke China terutama itu akan bisa terjadi dan sayangnya ini juga akan diikuti dengan Pelemahan harga komoditas yang merupakan andalan perekonomian domestik,” jelas Yusuf.
ADVERTISEMENT
Walau demikian Yusuf bilang kontribusi ekspor ke Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia relatif kecil. Selama ini pertumbuhan ekonomi lebih didukung oleh konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
“Lalu apakah kemudian ini akan mempengaruhi target 8 persen, sebenarnya kalau kita perhatikan komposisi ekspor dalam PDB Indonesia itu relatif kecil dan komponen yang relatif lebih besar itu disumbang oleh konsumsi rumah tangga dan juga investasi atau PMTB,” kata Yusuf.
Yusuf melanjutkan walau ada pengaruh dari kepemimpinan Trump dalam upaya pencapaian target pertumbuhan ekonomi, fokus pemerintah seharusnya tetap pada pemberian stimulus terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi.
“Jadi meskipun memang akan tetap ada pengaruh yang diberikan dari kepemimpinan Trump tetapi kinerja ataupun upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi di dalam negeri akan sangat ditentukan dari bagaimana upaya pemerintah dalam mendorong atau memberikan stimulus pada dua komponen yang lebih besar dalam menyumbang perekonomian dalam hal ini konsumsi rumah tangga dan investasi,” ungkapnya.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, juga menyebut target ekonomi 8 persen memang belum didukung oleh perkembangan eksternal. Walau demikian pemerintah perlu mencermati perlambatan ekonomi China karena China merupakan mitra dagang dan investor paling berpengaruh setelah Singapura.
ADVERTISEMENT
“Target ekonomi 8 persen memang belum didukung oleh perkembangan eksternal. yang perlu dicermati adalah perlambatan ekonomi China. Outlook sampai 2029 pertumbuhan ekonomi China hanya 3,3%. Padahal China mitra dagang paling dominan dan investor paling berpengaruh setelah Singapura,” jelas Bhima.
Nantinya situasi tersebut akan berpengaruh pada ekspor dan investasi di Indonesia. Beberapa komoditas seperti sawit, batubara, hingga olahan primer nikel juga diproyeksi akan turun tahun depan.
“Situasi ekonomi di China tentu berpengaruh ke motor ekspor dan investasi Indonesia. Ekspor komoditas seperti sawit, batubara, hingga olahan primer nikel terancam alami penurunan tahun depan. Perang dagang AS-China fase 2 juga menjadi tekanan pada berbagai indikator makro ekonomi Indonesia,” pungkas Bhima.