Perusahaan Asal China & INA Investasi ke Kimia Farma Senilai Rp 1,86 Triliun

7 Maret 2023 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Silk Road Fund (SRF) asal China dan Indonesian Investment Authority (INA), segera menyelesaikan transaksi investasi senilai Rp 1,86 triliun kepada PT Kimia Farma (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA).
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Perjanjian Pengambilan hingga Pembelian Saham Bersyarat pada gelaran B20 bulan November 2022 lalu.
Dengan diselesaikannya transaksi itu, INA dan SRF bakal menjadi investor strategis bagi KAEF dan KFA dengan mengambil bagian penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) KAEF, serta mengambil bagian 40 persen saham pada anak perusahaannya, KFA.
Direktur Utama PT Bio Farma selaku Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir, mengharapkan penyelesaian transaksi investasi itu dapat menjadi daya dukung bagi penguatan ekosistem kesehatan di Indonesia. Hal itu juga sejalan dengan arahan Menteri BUMN, Erick Thohir, yang menginginkan Indonesia berdaulat dari sisi kesehatan.
Di awal tahun 2023, Honesti mengaku telah menetapkan visi untuk jadi world class healthcare company dengan kapabilitas pada riset dan pengembangan, kapasitas manufaktur, coverage distribusi di nasional dan internasional, serta penguasaan pasar ritel farmasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Aksi korporasi ini menunjukkan spirit Holding Farmasi yang semakin fokus dalam mendukung perkembangan ekosistem kesehatan di Indonesia. Pencapaian ini sejalan dengan semangat dan arahan Menteri BUMN agar Indonesia menjadi negara yang berdaulat di sektor kesehatan," kata dia melalui keterangannya pada Selasa (7/3).
Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma. Foto: Aditya Panji/kumparan
Sementara itu, Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menilai layanan kesehatan di Indonesia menawarkan peluang menarik bagi investor mengingat besarnya ukuran pasar dan kelas menengah yang tumbuh pesat di Indonesia.
Dengan investasi tersebut, Ridha mengatakan, INA akan mengakselerasi akses layanan kesehatan di seluruh Indonesia hingga mengoptimalkan jaringan ritel dan saluran distribusinya.
"Serta mempercepat digitalisasi sistem layanan kesehatan untuk mencapai segmen pasien dan pelanggan yang lebih luas," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Melalui keterangannya pula, Chairwoman of The Board of Directors SRF, Zhu Jun, menambahkan, penyelesaian transaksi investasi ini menandai dimulainya tahap baru kerja sama antara SRF, INA, KAEF, dan KFA.
"SRF akan menyediakan sumber daya yang efektif untuk mendukung KAEF dan KFA, agar keduanya dapat mempertajam keunggulan mereka, dan menangkap peluang di industri kesehatan Indonesia yang menjanjikan dan berkembang dengan cepat," ujar dia.
"Kami berharap investasi ini menjadi proyek unggulan dari kerja sama antara Tiongkok-Indonesia di bawah Belt and Road Initiative," ujarnya.