Perusahaan Bir Milik Pemprov DKI Cetak Laba Rp 317 Miliar

2 April 2020 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk dari PT. Delta Djakarta. Foto: Dok. deltajkt.thinkrooms.com
zoom-in-whitePerbesar
Produk dari PT. Delta Djakarta. Foto: Dok. deltajkt.thinkrooms.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kinerja emiten PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) sepanjang tahun 2019 tidak secemerlang tahun sebelumnya. Delta Djakarta merupakan perusahaan yang memproduksi produk bir seperti Anker Bir, Carlsberg, Shanta Shandy, San Miguel, dan Stout. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri memiliki saham 26,25 persen atau 210.200.700 lembar saham di perusahaan minuman Anker Bir tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/4), sepanjang 2019 DLTA membukukan laba bersih sebesar Rp 317,81 miliar. Angka ini melorot 6,01 persen dibandingkan laba bersih 2018 yang tercatat Rp 338,13 miliar.
Penurunan laba ini disebabkan oleh anjloknya penjualan minuman alkohol sebesar 7,38 persen menjadi Rp 827,14 miliar. Padahal pada 2018 lalu perseroan mencatatkan penjualan senilai Rp 893,01 miliar.
Di sisi lain, produsen Anker Bir ini berhsil menekan beberapa komponen beban. Yaitu beban pokok penjualan yang turun hingga 4,67 persen dari Rp 241 miliar pada 2018 menjadi Rp 230 miliar pada 2019. Beban penjualan juga turun sebesar 5,24 persen menjadi Rp 166 miliar. Serta beban umum dan administrasi juga turun hingga 13,47 persen menjadi Rp 68 miliar.
ADVERTISEMENT
Alhasil, laba per saham (earning per share) yang dapat dibagikan oleh perseroan juga menurun, menjadi sebesar Rp 397 dari sebelumnya sebesar Rp 422 per saham.
Selain itu, total liabilitas dan ekuitas produsen bir Anker tersebut juga melorot. Liabilitas DLTA anjlok 11,25 persen menjadi Rp 212,42 miliar. Sedangkan total asetnya juga turun 5,50 persen menjadi Rp 1,21 triliiun.
Sehingga, total aset perseroan juga ikut merosot 6,4 persen dari Rp 1,52 triliun pada 2018 menjadi Rp 1,42 triliun pada 2019. Kas dan setara kas akhir tahun 2019 perseroan juga ikut merosot 12,37 persen dari posisi Rp 963,34 miliar pada 2018 menjadi Rp 844,22 miliar pada 2019.