Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perusahaan Eropa Disebut Banyak yang Incar Investasi EBT di RI
9 Desember 2024 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Chairman EuroCham, Francois de Maricourt, mengungkapkan banyak investor besar di Eropa yang mengincar investasi sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Menurutnya, investasi di bidang ini terus berkembang, didukung oleh kekuatan perusahaan Eropa dalam inovasi dan teknologi energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Francois menjelaskan, meskipun beberapa perusahaan Eropa telah berinvestasi di sektor tambang nikel dan ekosistem terkait, fokus utama lebih mengarah pada sektor-sektor di mana mereka memiliki keunggulan kompetitif.
“Kami melihat ada banyak investasi. Beberapa perusahaan Eropa telah berinvestasi di tambang nikel dan ekosistem terkait. Namun, ini bukan area kekuatan utama bisnis Eropa. Saya tidak memperkirakan banyak investasi langsung di mineral kritis, tetapi lebih banyak di bidang seperti energi terbarukan, FMCG, atau teknik, di mana perusahaan Eropa cukup kuat,” kata Francois di Kantor BKPM, Senin (9/12).
Salah satu perusahaan Eropa yang aktif di sektor energi terbarukan adalah Total Energies. Francois mengungkapkan, perusahaan asal Prancis ini memiliki rencana besar untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna memproduksi energi baru terbarukan dengan memanfaatkan tenaga surya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya ada cukup banyak proyek investasi di energi terbarukan. Salah satu contohnya adalah Total Energies, sebuah perusahaan Prancis yang memiliki rencana untuk membangun PLTS besar guna memproduksi energi terbarukan dengan tenaga surya,” ungkapnya.
Indonesia juga terbuka terkait rencana investasi asing sektor RBT. Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo sebelumnya mengungkapkan pihaknya membuka peluang opsi pembiayaan asing untuk membiayai pembangkit listrik berbasis EBT.
“Monggo saja kalau ada yang mau memberikan grant dalam jumlah yang besar kemudian pembangkit kami diganti dengan pembangkit yang lebih fresh, yang futuristik dan menguntungkan pemerintah, menguntungkan PLN, menguntungkan rakyat, why not,” ungkap Darmawan dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta pada Selasa (3/12).
ADVERTISEMENT
Darmawan mengatakan, PLN sangat berhati-hati untuk pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mengandalkan batu bara. Sebab dengan pensiun dininya suatu PLTU, maka dibutuhkan biaya dan investasi untuk pembangkit baru yang berbasis EBT
“Jadi kalau kita melihat ini kalau kita berkontribusi menurunkan gas rumah kaca ini bukan hanya kewajiban Indonesia saja untuk yang coal phase out ini memang kami sangat berhati-hati. Jadi kalau ada penambahan cost, karena begitu pembangkitnya dikeluarkan kami harus membangun pembangkit baru berbasis EBT, ada penambahan investasi, kemudian belum lagi investasi yang dulu,” jelasnya.