Perusahaan Kelas Kakap Ingatkan Xi Jinping Penjualan di China Melambat

2 Agustus 2023 18:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja menggunakan masker menyelesaikan produksi kaus kaki di pabrik daerah Deqing Huzhou, Zhejiang, China. Foto: China Daily / via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja menggunakan masker menyelesaikan produksi kaus kaki di pabrik daerah Deqing Huzhou, Zhejiang, China. Foto: China Daily / via REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejumlah perusahaan raksasa global mengungkapkan terjadi perlambatan pendapatan di China. Hal itu tercermin dari penjualan produk yang melambat.
ADVERTISEMENT
Dari perusahaan barang konsumen Unilever (ULVR.L) hingga pembuat mobil Nissan (7201.T) dan pembuat mesin Caterpillar (CAT.N) memperingatkan Presiden Xi Jinping tentang perlambatan pendapatan di China sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia.
Mengutip Reuters, Rabu (2/8) aktivitas ekonomi China mengalami sebenarnya mulai bangkit alias rebound tapi terbatas pada beberapa sektor. Misalnya makanan dan barang mewah.
"Kedua sektor tersebut mendorong pertumbuhan penjualan dua digit di China, seperti Starbucks (SBUX.O) dan LVMH (LVMH.PA)," tulis laporan Reuters.
Sayangnya sektor bisnis lain tak bergairah. Para bos perusahaan raksasa global pun sudah berhenti menaikkan prospek ekonomi China. Mereka sekarang fokus terhadap data ekonomi yang lesu.
Presiden China Xi Jinping berbicara selama sesi penutupan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 13 Maret 2023. Foto: Noel Celis/Pool/AFP
Sementara perusahaan barang konsumen seperti Procter & Gamble (PG.N), L'Oreal (OREP.PA) dan Coca-Cola (KO.N) ) telah mengambil sikap hati-hati.
ADVERTISEMENT
"Apa yang kami lihat adalah konsumen yang sangat berhati-hati di China, pasar properti yang menurun dan permintaan ekspor yang berkurang," kata Kepala Keuangan Unilever Graeme Pitkethly.
"Dan ada tingkat pengangguran yang tinggi di China, khususnya pengangguran kaum muda. Sejauh yang kami ketahui, kami berada di titik terendah historis dalam hal kepercayaan konsumen China," imbuhnya.
Di sisi lain, perusahaan mobil global juga harus bersaing dengan meningkatnya persaingan dari rival domestik, yang untuk pertama kalinya menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar pada semester I tahun 2023.
Salah satu perusahaan mobil ternama Volkswagen (VOWG_p.DE) memangkas target penjualan setahun penuh terakhir. Imbas penurunan penjualan di China yang menjadi mayoritas pasarnya.
CEO Nissan, Makoto Uchida mengungkapkan prospek penjualan mobil berada jauh di bawah kapasitas produksi. "Pemulihan pendapatan di pasar otomotif terbesar di dunia kemungkinan akan memakan waktu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT