Perusahaan Keuangan Jepang Ramal AS Bakal Resesi di Akhir 2022

20 Juni 2022 20:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi resesi ekonomi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan investasi dan jasa keuangan Jepang, Nomura Holdings Inc menyodorkan prediksi ekonomi Amerika Serikat (AS) akan mengalami resesi di akhir 2022. Ramalan itu berbeda dengan pernyataan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, yang menyebut ekonomi negaranya hanya akan melambat.
ADVERTISEMENT
Resesi dimaknai sebagai suatu kondisi di mana pertumbuhan ekonomi negatif pada dua kuartal berturut-turut. Riset ekonom Nomura seperti dilansir Bloomberg, Senin (20/6), menyebut resesi yang dialami AS pada akhir 2022 masih terbilang ringan.
Kondisi itu terjadi akibat kebijakan suku bunga tinggi yang dilakukan bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed). Apalagi, pada pekan lalu The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 75 basis poin, tertinggi sesak 1994.
Hal itu dilakukan untuk mengendalikan inflasi yang meningkat. Pada Mei 2022, inflasi AS mencapai 8,5 persen secara year on year (yoy) dan 1 persen secara month to month (mom). Dengan kebijakan suku bunga tinggi, The Fed diharapkan bisa menekan jumlah uang beredar dan mengendalikan harga konsumen.
ADVERTISEMENT
New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Reuters
Tapi menurut Nomura, kondisi keuangan AS akan semakin ketat, dan memperburuk sentimen konsumen. Sementara pasokan energi dan pangan juga terganggu oleh konflik militer Rusia-Ukraina, sehingga makin menekan prospek pertumbuhan ekonomi global.
"Dengan cepatnya pelemahan pertumbuhan ekonomi, ditambah kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed, kami meyakini resesi ringan di AS akan dimulai pada kuartal IV 2022. Peluang resesi lebih besar, ketimbang tidak terjadi resesi," kata ekonom Nomura, Aichi Amemiya dan Robert Dent, dilansir Bloomberg Senin (20/6).
Prediksi itu berbeda dengan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, yang menyebut ekonomi negaranya hanya akan mengalami perlambatan. Tidak sampai resesi. “Saya memperkirakan ekonomi akan melambat,” kata Yellen dalam sebuah wawancara dengan ‘This Week’ ABC seperti dikutip Senin, (20/6).
ADVERTISEMENT
Meski melambat, dirinya optimistis AS akan terhindar dari resesi ekonomi. Hal in terlihat dari data ekonomi salah satunya, pasar tenaga kerja yang pulih.
“Ini tumbuh pada tingkat yang sangat cepat, karena ekonomi, sebagai pasar tenaga kerja, telah pulih dan kami telah mencapai pekerjaan penuh. Wajar sekarang kita mengharapkan transisi ke pertumbuhan yang stabil dan stabil, tetapi saya tidak berpikir resesi sama sekali tidak terhindarkan.” tambahnya.