Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perusahaan minyak dan gas Uni Emirat Arab (UEA) yakni The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) tertarik untuk membangun tangki penyimpanan Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Indonesia. Pembangunan tangki ini diharapkan bisa menyimpan impor LPG PT Pertamina dari ADNOC.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Indonesia untuk UEA Husin Bagis mengatakan selama ini, Pertamina impor LPG langsung dari ADNOC tanpa ada kilang penampungan. Jika tangki ini jadi, targetnya bisa kurangi nilai impor LPG dari Pertamina ke ADNOC.
"Tiap tahun itu dolar kita ke Abu Dhabi (UEA) itu USD 2 miliar kurang lebih, tidak sedikit loh, untuk biaya impor LPG dan sebagainya. Nah sekarang kalau kita buat mereka banyak investasi di sini kan bisa mengurangi itu. Intinya itu untuk energi," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (26/7).
Kata Husin, nilai perdagangan Indonesia 2018 memang defisit terhadap UEA senilai USD 500 juta, sebab nilai ekspor Indonesia ke sana cuma USD 1,5 miliar. Komoditas yang dieskpor ke sana mulai dari sawit, parfum, hingga sabun.
ADVERTISEMENT
Adapun lokasi gudang tangki yang bakal dibangun ADNOC, Husin belum tahu. Pun dengan nilai investasinya. Kata dia, pekan depan para pengusaha yang tertarik investasi ke Indonesia untuk tindak lanjut dari hasil pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota Abu Dhabi sekaligus Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.
Selain bangun tangki, kata Husin, perusahaan di UEA tertarik untuk mengembangkan kilang migas Pertamina di Kalimantan. Ketertarikan mereka pada investasi energi sudah terjalin dalam penandatanganan Comprehensive Strategic Framework (CSF) antara ADNOC dan Pertamina saat bertemu Jokowi pada Rabu lalu.
Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan Menteri Negara UEA dan CEO ADNOC Group, Dr. Sultan Ahmed Al Jaber. Setelah penandatanganan perjanjian, dilakukan pertukaran dokumen dengan disaksikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, H.R.H. Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
ADVERTISEMENT
Dengan perjanjian ini, Pertamina dan ADNOC akan menjajaki peluang kerja sama di sektor hulu hingga hilir. Proyek yang menjadi pertimbangan termasuk partisipasi di sektor hulu migas UAE, kilang, petrokimia, LNG, LPG, Avtur dan bisnis ritel migas di Indonesia.
Selain itu, kedua belah pihak akan menjajaki berbagai bentuk kolaborasi strategis lainnya.
Pertamina menjalankan kegiatan bisnis di bidang energi yang terintegrasi di Indonesia dan tengah mengembangkan bisnisnya di luar negeri. Pertamina merupakan produsen berbagai jenis produk antara lain bahan bakar, pelumas, LPG, LNG, dan petrokimia.
Pertamina memiliki enam kilang minyak dengan kapasitas terpasang 1 juta barel minyak per hari (mmbpd). Saat ini, Pertamina juga sedang mengembangkan energi baru dan terbarukan dari berbagai sumber potensial di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina berencana untuk mengembangkan kapasitas kilang tambahan 1 MMBPD melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) and Grass Root Refineries (GRR).
“Kemitraan dengan ADNOC akan menjadi tonggak penting bagi Pertamina. Minat ADNOC untuk berpartisipasi dalam bisnis migas di Indonesia merupakan dukungan yang sangat berarti bagi Pertamina untuk memastikan availability and accessibility energi bagi masyarakat Indonesia," ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Rabu (24/7).
Sementara itu, Dr. Sultan Ahmed Al Jaber menyatakan rasa gembiranya dengan berlangsungnya penandatanganan perjanjian ini. Menurutnya, perjanjian ini akan memperkuat hubungan antara kedua negara.
“Indonesia memiliki basis industri dan pasar energi yang berkembang pesat. Kami melihat peluang yang signifikan untuk bekerjasama antara kedua perusahaan membangun proyek untuk mencapai tujuan strategis bersama," katanya.
ADVERTISEMENT
Kerja sama ini, imbuh Ahmed, akan menunjukkan upaya ADNOC untuk menciptakan nilai dari seluruh portofolio dan upayanya dalam memperluas investasi internasional untuk menjadi perusahaan energi global yang sesungguhnya.
Tim kerja dari kedua pihak akan mengadakan pertemuan selama beberapa bulan mendatang untuk mengevaluasi dan menyeleksi bidang-bidang utama untuk kolaborasi strategis di seluruh aset dan portofolio proyek kedua perusahaan. Sehingga diharapkan opsi kerja sama kolaborasi yang lebih spesifik akan disepakati untuk dieksekusi pada akhir 2019.
Bagi Pertamina, kolaborasi ini akan mendukung upayanya berkiprah di kancah energi global serta sebagai batu loncatan untuk meningkatkan daya saing agar dapat berkompetisi dengan para pemain energi internasional.
Live Update