Perusahaan Pertambangan Milik Hary Tanoesoedibjo Temukan Cadangan 20,58 Juta MT

9 Mei 2022 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertambangan. Foto: Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertambangan. Foto: Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
Perusahaan pertambangan milik Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) menemukan cadangan 20,58 juta MT. Hal ini terlampir dari laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) atas salah satu Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang baru saja diakuisisi oleh PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), PT Arthaco Prima Energy (APE).
ADVERTISEMENT
Dalam laporan tersebut tertulis bahwa perusahaan yang masuk dalam MNC Group itu itu menemukan cadangan 20,58 juta MT dengan GAR 3.250 kg/kcal pada pengeboran Tahap 1 di lahan seluas 380 Ha, dari total area cadangan saat ini 2.059 Ha.
Sumber daya batubara Tahap 1 mencapai 138,85 juta MT. Menggunakan harga batubara HBA rata-rata dari tahun 2000 sampai dengan April 2022, kegiatan penambangan APE akan menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar USD 56,6 juta, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 56,5 persen, Break Even Point (BEP) sebesar 5,2 juta MT dan Payback Period pada 1,87 tahun.
"Tentunya jika harga batubara bertahan seperti sekarang, NPV di atas akan meningkat hingga lebih dari dua kali lipat,” tulis perusahaan dalam keterangannya, Senin (9/5).
ADVERTISEMENT
Temuan cadangan dan sumber daya masih akan terus bertambah karena pengeboran Tahap 1 yang dilakukan hanya kurang dari 20 persen area IUP APE yang dapat ditambang.
Hary Tanoesoedibjo di markas DPP Gerindra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pengeboran Tahap 2 dan Tahap 3 rencananya akan selesai pada kuartal ini. APE telah memiliki IUP Operasi Produksi dengan luas 15.000 Ha di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Lokasi tambang APE hanya 12,5 km dari sungai dan sekitar 108 km ke area transhipment di pelabuhan Tanjung Buyut. APE direncanakan memulai produksi pada Q4 2022.
Dengan tambahan laporan KCMI ini, cadangan batubara terbukti dari 9 IUP yang dimiliki oleh IATA naik menjadi 158,68 juta dari sebelumnya 138,1 juta MT.
Angka tersebut belum memperhitungkan tambahan cadangan dari IUP APE yang lebih dari 80 persen lahannya belum dilakukan pengeboran, dan dari IUP PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal – South (BSPC-S), PT Putra Mandiri Coal (PUMCO), PT Primaraya Energi (PE), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), serta PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP) yang sama sekali belum dilakukan pengeboran.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan pengeboran akan terus dilanjutkan dan cadangan akan terus bertambah jika hasil eksplorasi menunjukkan temuan batubara. Manajemen memperkirakan cadangan batubara untuk semua IUP mencapai minimal 600 juta MT,” tutup perseroan.
***
Ikuti program Master Class, 3 hari pelatihan intensif untuk para pelaku UMKM, gratis! Daftar Sekarang DI LINK INI.