Perusahaan Tas Mewah Hermes Untung Rp 20 Triliun di 2017, Naik 11%

23 Maret 2018 9:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hermes & Chanel, investasi tas mewah terbaik (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hermes & Chanel, investasi tas mewah terbaik (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan barang mewah asal Prancis, Hermes, membukukan rekor kuntungan pada 2017 berkat kuatnya permintaan di seluruh dunia. Dikutip dari Reuters (23/3), perusahaan yang dikenal dengan tas Birkin senilai USD 10.000 tersebut mencatatkan laba bersih sebesar EUR 1,22 miliar atau setara Rp 20,7 triliun, naik 11% dari tahun sebelumnya EUR 1,1 miliar atau setara Rp 18,6 triliun (EUR 1: USD 1,232, USD 1: Rp 13.776). Hermes dilaporkan mendapatkan keuntungan berlipat khususnya dari pangsa pasar Asia.
ADVERTISEMENT
"Kami memiliki tahun yang luar biasa pada 2017," ungkap Chief Executive Axel Dumas.
Pada 2017, Hermes juga membukukan pendapatan operasional sebesar EUR 1,92 miliar atau setara Rp 32,6 triliun, naik 13% dari tahun sebelumnya.
Bahkan saham Hermes naik 3,2%, setelah perusahaan mengusulkan pembagian dividen sebesar EUR 4,10 per saham atau setara Rp 69.667 per saham. Pembagian deviden tersebut naik 9% dibanding tahun sebelumnya. Perusahaan juga berencana untuk memberikan dividen khusus sebesar EUR 5 per saham atau setara Rp 84.955 per saham.
Hermes Birkin (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hermes Birkin (Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan)
Hermes juga melaporkan rekor operating margin untuk tahun lalu, mencapai 34,6% dari penjualan. Angka tersebut naik tipis dari operating margin 2016 yang mencapai 32,6%.
Pencapaian pada 2017 tersebut didorong oleh produktivitas tinggi serta dampak positif dari lindung nilai mata uang pada paruh pertama tahun 2017. Meski demikian, pihak Hermes tidak menyebutkan secara rinci proyeksi untuk tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dumas menambahkan, tren penjualan pada awal 2018 masih tercatat baik, melanjutkan momentum positif tahun lalu. Hermes juga sedang memperluas produksi untuk memenuhi permintaan. Seperti para pesaingnya, Hermes ingin meningkatkan penjualan online, meskipun menolak untuk merinci berapa banyak pendapatan yang berasal dari web.
Pada akhir tahun ini, Hermes juga berencana untuk mendirikan situs e-commerce pertamanya di China yang merupakan pasar terbesar untuk barang mewah. Gucci dari Italia dan Louis Vuitton dari Prancis juga telah meluncurkan platform penjualan web di China tahun lalu.