Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Perusahaan Terancam Bangkrut, Tupperware Indonesia: Kita Baik-baik Saja
13 April 2023 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit![Ilustrasi Tupperware. Foto: Teacher Photo/Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gxwknxqzszybfjnczx7paa6a.jpg)
ADVERTISEMENT
Perusahaan wadah penyimpanan plastik asal Amerika Serikat (AS), Tupperware Brands Corporation, sedang berada di ujung tanduk kebangkrut an karena kinerja penjualan yang semakin merosot.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan Tupperware sepanjang tahun 2022, penjualan bersih perusahaan turun 18 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi USD 1,3 miliar. Perusahaan pun mencatatkan kerugian operasional sebesar USD 28,4 juta.
Meski kondisi perusahaan induk sedang gonjang-ganjing, Tupperware Indonesia mengeklaim operasional bisnisnya di Tanah Air masih dalam kondisi yang baik-baik saja.
Marketing Director Tupperware Indonesia, Frangky Purnomo Angelo, memastikan perusahaan masih berjalan seperti biasanya dan tetap memberikan pelayanan kepada konsumen maupun para member.
"Saya ingin memberikan klarifikasi bahwa Tupperware Indonesia dalam keadaan baik-baik saja, tetap beroperasi seperti biasanya, dan tetap memberikan pelayanan kepada konsumen serta para membernya di Indonesia," ungkapnya saat dihubungi kumparan, Kamis (13/4).
Frangky melanjutkan, operasional supply product, layanan garansi seumur hidup, dan inovasi produk Tupperware di Indonesia masih berjalan sesuai dengan rencana dan target perusahaan
ADVERTISEMENT
"Produk kami sejak lama telah menjadi pilihan berkat kualitas nomor 1, karena Tupperware bukan sekadar produk, lebih dari itu adalah sebuah solusi bagi konsumen dalam menjalankan kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam rilis resminya, Tupperware mengumumkan telah melibatkan penasihat keuangan untuk memperbaiki struktur permodalan dan likuiditas, dengan mencari pembiayaan tambahan, meninjau ulang portofolio real estate, optimalisasi pemasaran, hingga berpotensi melakukan PHK.
"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," kata Presiden dan Kepala Eksekutif Tupperware Brands, Miguel Fernandez, dikutip kumparan Kamis (13/4).
Dikutip dari The Guardian, Tupperware sempat mengalami ledakan permintaan selama pandemi COVID-19. Namun, sahamnya malah turun 95 persen dalam 1 tahun terakhir karena berjuang menyamai pesaing yang lebih inovatif mempromosikan produk di TikTok dan Instagram.
ADVERTISEMENT
Tercatat saham Tupperware anjlok hampir 50 persen pada Senin (10/4), hal tersebut menjadi penurunan saham terbesar sepanjang berdirinya perusahaan.
Analis ritel dan direktur pelaksana GlobalData Retail, Neil Saunders, mengatakan Tupperware mengalami penurunan tajam dari jumlah penjual, penurunan konsumen setelah pandemi, dan dinilai masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen anak-anak muda.
“Perusahaan ini dulunya merupakan sarang inovasi dengan gadget dapur pemecah masalah, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya,” kata Saunders.