Perusahaan Yordania Bangun Peternakan Sapi dan Pabrik Gula Rp 10,96 T

3 April 2018 21:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan sapi di luar Indonesia (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan sapi di luar Indonesia (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Perusahaan asal Yordania, PT GDTC Majestic Agro Industri, resmi menggarap 2 pabrik gula dan peternakan sapi potong di Nusa Tenggara Timur (NTT). Perusahaan merogoh gocek USD 800 juta atau sekitar Rp 10,96 triliun (kurs Rp 13.700) untuk investasi tersebut. Rincianya, sebesar USD 340 juta atau sekitar Rp 4,66 triliun khusus untuk pengolahan peternakan sapi, sisanya USD 460 juta atau sekitar Rp 6,3 triliun untuk pengelolaan 2 pabrik gula.
ADVERTISEMENT
Owner PT GDCT Majestic Agro Industri, Sharif Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour mengatakan, proyek ini nantinya akan diberi jangka waktu 2 tahun. Produksi gula diperkirakan mencapai 110.000 metrik ton per tahun.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini sedang dalam proses perlengkapan dokume. Untuk pengoperasian proyek akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Selain itu, nantinya produk yang dihasilkan bukan hanya gula, namun listrik generator, bio fertiliser untuk kesuburan tanah dan bioethanol.
Mendag mengunjungi pabrik gula (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mendag mengunjungi pabrik gula (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
"Karena kita ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal secara keberlanjutan, oleh karenanya dalam dana ini tidak ada sangkut paut dari pihak mana pun, entah bank, atau institusi pemerintah, ini murni dari saya," katanya saat ditemui di Gedung BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (3/4).
ADVERTISEMENT
Sharif menjelaskan, lokasi pabrik seluas 20.000 hektare itu nantinya akan dibuat terintegrasi antara hasil olahan dengan perkebunan dan peternakan. Nantinya produk yang dihasilkan yaitu 110.000 metrik ton gula per tahun, 60.000 liter ethanol per hari untuk dibaurkan menjadi bensin, dan juga biofertiliser (pupuk hayati).
"Saya datang tidak untuk membangun casino, saya datang tidak untuk membangun gedung bertingkat, saya datang untuk melihat mereka yang nantinya bisa bekerja untuk keluarga, anak-anaknya dan masa depannya," jelas Syarif.