Pesawat Kepresidenan Baru Jokowi: Disewa dari Garuda, Bakal Dipakai ke AS

29 Februari 2020 7:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Boeing 777. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Boeing 777. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di dunia maya beredar foto pesawat kepresidenan baru sedang proses pengecatan di sebuah hanggar. Presiden Joko Widodo memang belum angkat bicara secara langsung mengenai adanya pesawat baru yang akan digunakannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, informasi pesawat kepresidenan baru sudah mulai dibicarakan publik khususnya di sosial media.
Berikut rangkuman dari kumparan mengenai keterangan resmi dari pihak Istana mengenai pesawat kepresidenan yang baru:

Pesawat Kepresidenan Baru Disewa dari Garuda Indonesia

Istana memastikan Presiden Joko Widodo menyewa pesawat kepresidenan yang baru. Pesawat tersebut jenis badan lebar tipe Boeing 777-300 ER yang disewa dari BUMN maskapai penerbangan, Garuda Indonesia.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, akhirnya membenarkan bahwa pesawat Boeing 777-300 ER yang pada bodinya bertuliskan 'Republik Indonesia' adalah pesawat kepresidenan.
Gambar pesawat yang sedang dalam proses pengecatan itu, sebelumnya viral di dunia maya. Pada bagian ekornya terdapat logo maskapai nasional Garuda Indonesia. Sedangkan pada bodi pesawat terdapat lambang negara Burung Garuda dan tulisan 'Republik Indonesia'.
Pesawat baru Kepresidenan RI, Boeing 777. Foto: Dok. Istimewa
Selama disewa, lanjutnya, pesawat ini akan diberi lambang dan tulisan 'Republik Indonesia' di badan pesawat. “Sebab secara keprotokolan negara, pesawat itu akan menjadi Pesawat Kepresidenan RI,” kata Heru melalui pernyataan resmi, Jumat (28/2).
ADVERTISEMENT

Jokowi Pakai Pesawat Kepresidenan Baru ke KTT ASEAN di AS

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, pesawat tersebut akan digunakan Jokowi untuk menghadiri KTT ASEAN-US Special Summit yang akan digelar di Amerika Serikat pada Maret 2020.
"Pak Presiden akan menghadiri ASEAN-US Special Summit di Amerika, sekaligus Pak Presiden akan kunjungan kenegaraan ke Amerika," kata Pramono di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (28/2).
Menurut Pramono, pertimbangan menggunakan pesawat sewa dari Garuda Indonesia karena biayanya yang dinilai lebih murah jika digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Sementara pesawat kepresidenan sebelumnya, yakni pesawat jenis Boeing Business Jet atau BBJ 737-800, hanya akan digunakan untuk perjalanan jarak dekat.
"Yang jauh-jauh aja. Tapi kalau perjalanan seperti ke Abu Dhabi yang selama termasuk ke Eropa kemarin, masih pake BBJ," ujarnya.
ADVERTISEMENT

Pesawat Kepresidenan Baru Diklaim Lebih Efisien

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, sewa pesawat kepresidenan ini bertujuan untuk penghematan anggaran dan efisiensi waktu.
Terkait alasan penghematan dengan menyewa Boeing 777-300 ER milik Garuda Indonesia, Heru menjelaskan, waktu tempuh maksimal penerbangan dari Boeing 777-300ER adalah 14 jam.
Heru Budi Hartono Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sehingga untuk penerbangan dari Jakarta ke Las Vegas, untuk mengantar Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri KTT ASEAN di sana, pesawat hanya perlu satu kali transit.
"Jika menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1 (BBJ-2) yang digunakan Presiden saat ini, yaitu tipe Boeing 737-800, jarak tersebut harus ditempuh dengan beberapa kali transit, sehingga perjalanan bisa mencapai dua hari," ujar Heru.
Manfaat lainnya dengan waktu maksimal penerbangan di atas 12 jam, adalah tempat transit dapat dipilih negara yang aman dari penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Penghematan anggaran juga didapat karena menteri pendamping akan berada di dalam satu pesawat kepresidenan, sehingga akan jauh lebih murah dibandingkan jika para menteri ini satu persatu menggunakan pesawat komersial.

Biaya Transit Pesawat Boeing 777

Terkait biaya transit pesawat yang disebut Heru mahal, kumparan menanyakan hal itu ke pengamat penerbangan Arista Atmaji. Dia menjelaskan, memang banyak biaya yang harus dibayar saat pesawat transit atau mendarat di sebuah bandara.
Komponen biaya itu yang utama yakni landing fee, ground handling aircraft fee, navigation fee, parking fee, dan route charges. Di antara semua itu, menurut Arista, yang paling mahal adalah ground handling fee.
"(Dihitung) per pesawat landing dan jenis pesawatnya. Pesawat besar wide body misal Boeing 777, ground handling-nya lebih mahal dibandingkan pesawat narrow body kayak Boeing 737 900 Max gitu," kata pendiri Arista Indonesia Aviation Center itu kepada kumparan, Jumat (28/2).
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, jika di bandara internasional, biaya-biaya tersebut tentunya harus dibayarkan dalam mata uang asing. Sehingga faktor kurs atau nilai tukar juga mempengaruhi besaran biaya yang harus dikeluarkan.