Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Bisnis angkutan penyeberangan laut dan sungai mendapat limpahan rezeki dari mahalnya harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar oleh maskapai berbiaya murah. Masyarakat melirik kembali angkutan kapal ferry.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi, dalam wawancara khusus dengan kumparan di program The CEO, di kantor redaksi kumparan, Jakarta Selatan, Kamis (28/2).
"Itu blessing," kata Ira.
Kemudian, angkutan penyeberangan juga nantinya akan memperoleh manfaat dari beroperasinya Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatera. Keberadaan infrastruktur tersebut dipercaya mampu mendorong tumbuhnya angkutan penyeberangan, khususnya di jalur Merak - Bakauheni dan Ketapang - Gilimanuk.
"Hipotesis Trans Sumatera dan Jawa naikkan travel keluarga Indonesia. Kami lihat itu," tambahnya.
Ira tak menampik, angkutan penyeberangan sempat terpukul karena era tiket penerbangan murah. Namun, era tersebut mulai berakhir. Apalagi biaya angkutan orang dan barang via angkutan laut terbilang lebih murah.
"Masih relevan naik kapal? Ketika naik pesawat mahal dan bagasi berbayar, masih relevan. Dari penumpang, akan jadi kurang relevan ketika adanya media pengganti (jembatan dan tunnel)," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Bisnis angkutan barang dan orang via ferry dinilai juga masih tumbuh dilihat dari tren kinerja keuangan perusahaan. Perseroan juga mencari mesin pertumbuhan baru, yakni angkutan logistik dan pariwisata.
Perseroan mencatat laba bersih Rp 261 miliar di 2018, angka ini meningkat dari periode sebelumnya Rp 254,4 miliar dan Rp 229,2 miliar di 2016.
Berikut Kinerja PT ASDP Indonesia Ferry :