Pesona Tanjung Enim: Kota Wisata yang Berkembang di Tanah Bekas Tambang

7 Oktober 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Batubara di Tanjung Enim. Foto: dok. PTBA
zoom-in-whitePerbesar
Museum Batubara di Tanjung Enim. Foto: dok. PTBA
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wilayah bekas tambang erat dengan stigma buruk di mata masyarakat. Tak pelak, sebab berbagai penelitian mengatakan demikian. LIPI (2006) menyebut, pertambangan menyebabkan sejumlah konflik sosial dan lingkungan.
Mulai dari hilangnya vegetasi, perubahan bentang alam dan komposisi tanah, erosi, sedimentasi, dan masih banyak masalah lainnya.
Namun, dampak itu bisa diatasi dengan upaya reklamasi atau upaya pasca-tambang. Proses ini tidak hanya bertujuan untuk mengembalikan lingkungan, tapi bisa menciptakan manfaat baru dari lahan bekas tambang.
Contohnya, Zollverein Coal Mine yang ada di Jerman. Dahulunya tempat ini adalah tambang batu bara terbesar di dunia sejak akhir abad ke-19.
Kini, Zollverein telah jadi tempat yang sama sekali berbeda, bahkan jadi tempat wisata yang dicari. Sekitar 1,5 juta tamu di seluruh dunia mengunjunginya setiap tahun untuk merasakan arsitektur industrial, festival, hingga pameran yang mengesankan.
Hal serupa pun telah dilakukan oleh beberapa perusahaan tambang di Indonesia. Ada PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang membangun Kota Wisata Tanjung Enim melalui pendekatan ekoturisme.

Ekoturisme di Lokasi Pasca-Tambang Tanjung Enim

PT Bukit Asam merupakan Anggota BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID. Sebagai bagian dari Grup MIND ID, PT Bukit Asam memiliki Noble Purpose, yaitu pertambangan untuk membangun peradaban, kesejahteraan bersama, dan masa depan yang lebih baik.
Peringatan Hari Pertambangan dan Energi ke-79 menjadi momen yang tepat untuk mengulas Program Tanjung Enim Kota Wisata. Program yang sudah diinisiasi sejak 2016 dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Tujuannya agar Tanjung Enim yang merupakan kawasan tambang batu bara dapat menjadi destinasi wisata dan mandiri di masa mendatang.
Lantas, apa saja destinasi wisata yang dikembangkan oleh PT Bukit Asam di Tanjung Enim?

1. Botanical Garden

Botanical Garden dengan luas lahan 17 hektar. Foto: dok. PTBA
Botanical Garden ada di atas lahan tambang seluas 17 hektar di Tanjung Enim. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti bangunan edukasi, cottage, foodcourt, serta musala.
Saat ini juga sedang dibangun replika Kapal Sriwijaya sebagai ikon taman.
Setiap bioregion di Indonesia akan diwakili dengan penanaman tanaman endemik khas pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Jawa, Bali, Sunda Kecil. Menjadikan taman ini sebagai pusat edukasi dan rekreasi.

2. Klawas Waterpark

Permainan di Klawas Waterpark. Foto: dok. PTBA
Klawas Waterpark dibuka pada 2 Maret 2023 sebagai bagian dari pengembangan Tanjung Enim. Waterpark ini punya berbagai fasilitas seperti water playground, kolam, taman hias, serta ruang ganti dan bilas.
Klawas Waterpark diharapkan dapat mendukung visi PTBA terkait keberlanjutan dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata.

3. Mini Zoo & Jogging Track

Jogging Track dan Mini Zoo di Tanjung Enim. Foto: dok. PTBA
Di Tanjung Enim kini juga sudah ada tempat rekreasi edukatif berupa Mini Zoo yang bisa didatangi keluarga.
Untuk menarik minat masyarakat lokal maupun wisatawan yang hobi olahraga, sudah tersedia lingkungan hijau sebagai Jogging Track.

4. Museum Batu Bara Bukit Asam

Museum Batu Bara Bukit Asam dirancang sebagai tempat edukasi, konservasi, riset, dan hiburan yang menampilkan sejarah pertambangan batu bara dari era kolonial hingga saat ini. Fasilitas canggih seperti layar sentuh dan diorama bawah tanah memberikan pengalaman interaktif bagi pengunjung.
Selain itu, museum ini dilengkapi dengan wahana permainan modern dan kereta yang membawa pengunjung menjelajahi terowongan tambang batu bara. Di area museum juga ada Goa Coal Park dan Kolam Wisata yang bisa dikunjungi.
Seluruh upaya yang dilakukan oleh PT Bukit Asam ini tidak lepas dari bantuan masyarakat lokal. Pasalnya, perusahaan melibatkan masyarakat setempat untuk mengembangkan dan mengemas budaya demi memperkuat identitas sebagai daya tarik pariwisata.
Pembinaan dilakukan sehingga masyarakat pun siap terjun ke sektor wisata, baik secara budaya maupun kewirausahaan. Pemerintah daerah pun terlibat dalam upaya membangun ekoturisme di wilayah pasca-tambang.
Menurut Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Niko Chandra, program Tanjung Enim Kota Wisata diharapkan dapat menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat sekitar yang terus berkembang.
“Ini merupakan wujud komitmen PTBA dalam hal visi sustainability, khususnya pengelolaan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan. Diharapkan program ini dapat semakin membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dari sektor pariwisata," pungkas Niko.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio